Jakarta, FORTUNE – Sepajang tahun lalu, sejumlah perusahaan terpaksa memecat karyawan dari Generasi Z atau Gen Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 dan awal 2010-an. Banyak dari mereka yang dipecat hanya beberapa bulan setelah dipekerjakan.
Perusahaan-perusahaan ini menyatakan, mereka ragu untuk mempekerjakan Gen Z karena masalah terkait Etos Kerja, keterampilan komunikasi, dan kesiapan mereka dalam menjalankan pekerjaan.
Berdasarkan survei terbaru dari Intelligent, enam dari sepuluh perusahaan mengonfirmasi telah memecat pekerja Gen Z pada 2024, sedangkan satu dari tujuh lainnya berencana menghindari merekrut pekerja dari generasi ini.
Menurut Huy Nguyen, penasihat pendidikan dan pengembangan karier dari Intelligent, lulusan perguruan tinggi yang baru masuk dunia kerja mungkin menghadapi tantangan karena lingkungan kerja yang sangat berbeda dari kehidupan akademis mereka. Pengusaha khawatir Gen Z kurang siap untuk menghadapi dinamika tempat kerja yang tidak terstruktur dan ekspektasi pekerjaan yang lebih tinggi.
"Banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini mungkin kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena bisa sangat berbeda dari apa yang mereka alami sepanjang perjalanan pendidikan mereka," kata Huy Nguyen, penasihat utama pendidikan dan pengembangan karier intelligent, dikutip dari New York Post, Jumat (10/1).
Ppara pengusaha khawatir mempekerjakan Gen Z karena mereka sering kali dianggap tidak siap dalam dunia kerja. Bebera alasnnya yaitu karena lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan.
"Meskipun mereka mungkin memiliki beberapa pengetahuan teoritis dari perguruan tinggi, mereka sering kali tidak memiliki pengalaman praktis di dunia nyata dan keterampilan non-teknis yang dibutuhkan untuk meraih keberhasilan di lingkungan kerja," ujarnya.
Dianggap Berbeda dengan Generasi Sebelumnya
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z sering dianggap sebagai individu yang lebih fokus pada work-life balance yang dipengaruhi oleh perkembangan dunia digital.
Mereka juga dikaitkan dengan kecenderungan terlibat dalam isu sosial dan politik yang digerakkan oleh media sosial, ianggap dapat mengganggu ritme kerja di kantor.
Survei tersebut juga menemukan bahwa 75 persen perusahaan menganggap banyak lulusan baru yang tidak memenuhi ekspektasi. Setengah dari pengusaha menganggap karyawan Gen Z kurang motivasi, 39 persen merasa mereka kekurangan keterampilan komunikasi, dan 46 persen menilai mereka kurang profesional di tempat kerja.
Cara Mendapatkan Pekerjaan untuk Gen Z
Untuk meningkatkan peluang kerja Gen Z, pemberi kerja menyarankan agar mereka menunjukkan inisiatif dan sikap positif, serta pengalaman kerja yang relevan, baik melalui magang atau pekerjaan sebelumnya.