Nissan dan Honda Bakal Merger, Ini Penyebabnya

Nissan dan Honda akan merger pada 2026

Nissan dan Honda Bakal Merger, Ini Penyebabnya
Ilustrasi Nissan dan Honda Merger - Unsplash/John Cameron/emrecan arık
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Nissan Motor dan Honda Motor akan mulai merger pada pertengahan Februari 2025 setelah penundaan dari jadwal awal.
  • Masih dalam tahap diskusi dan negosiasi lebih lanjut, rencana merger ini dipandang sebagai perubahan besar dalam industri otomotif Jepang.
  • Rencana pembentukan perusahaan induk pada Agustus 2026 dengan keterbukaan Renault dan ketidakpastian Mitsubishi Motors terkait bergabung atau tidak.

Jakarta, FORTUNE - Nissan Motor mengumumkan rencana Merger dengan Honda Motor, yang dijadwalkan akan dimulai pada pertengahan Februari 2025. Informasi ini disampaikan oleh juru bicara perusahaan, setelah sebelumnya terdapat penundaan dari yang semula direncanakan pada akhir Januari.

Dua raksasa otomotif asal Jepang ini telah melakukan pembicaraan intensif terkait kemungkinan merger yang direncanakan berlangsung pada 2026. Langkah ini dipandang sebagai perubahan besar dalam industri otomotif Jepang, yang saat ini sedang menghadapi persaingan ketat dari produsen kendaraan listrik asal Tiongkok. Kehadiran produsen asal Negeri Tirai Bambu  dinilai menjadi ancaman bagi perusahaan-perusahaan otomotif yang telah lama mendominasi pasar global.

Meskipun rencana penggabungan telah dijadwalkan pada Januari, hingga kini keduanya masih dalam tahap diskusi dan negosiasi lebih lanjut.

"Kedua perusahaan berencana untuk memutuskan arah integrasi manajemen pada akhir Januari, tetapi diskusi Komite Persiapan Integrasi masih berlangsung," ujar juru bicara perusahaan, yang dikutip dari Reuters pada Jumat (31/1).

Pada Desember 2024, Nissan dan Honda menyatakan bakal menyelesaikan negosiasi pada Juni tahun ini. Setelah itu, mereka berencana membentuk perusahaan induk pada Agustus 2026. Saat perusahaan induk ini didirikan, saham kedua perusahaan akan dikeluarkan dari pencatatan bursa.

Sementara itu, Renault, mitra aliansi jangka panjang Nissan, telah menyatakan keterbukaannya terhadap rencana merger tersebut. Perusahaan otomotif asal Prancis ini diketahui memiliki 36 persen saham Nissan, di mana 18,7 persen di antaranya dimiliki melalui perusahaan patungan di Prancis.

Dalam perkembangan lain, beberapa sumber menyebutkan bahwa Mitsubishi Motors, yang juga merupakan mitra aliansi Nissan, masih mempertimbangkan bergabung dalam rencana merger ini. Ketidakpastian dari pihak Mitsubishi menambah dinamika dalam proses negosiasi yang sedang berlangsung.

Langkah startegis

Merger antara Nissan dan Honda akan menjadi salah satu langkah paling signifikan dalam industri otomotif Jepang dalam beberapa dekade terakhir.

Persaingan di sektor kendaraan listrik telah memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk mencari strategi baru guna mempertahankan daya saing mereka. Dengan penggabungan dua entitas besar ini, diharapkan mereka dapat memperkuat posisi di pasar global serta meningkatkan efisiensi dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik dan otonom.

Keputusan final terkait merger ini masih menunggu hasil pembicaraan yang lebih lanjut antara kedua perusahaan.  Jika terealisasi, penggabungan ini tidak hanya akan berdampak pada struktur bisnis Nissan dan Honda, tetapi juga dapat mengubah lanskap industri otomotif Jepang secara keseluruhan.

Related Topics

NissanHondaMerger

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi Desember 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi Oktober 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juli 2024

IDN Channels

Most Popular

Japfa Ltd Mau Delisting dari SGX, Bagaimana Dampak ke JPFA?
3 Waktu Terbaik Memulai Investasi Emas, Minim Kerugian
Emiten Saham yang Bagi Dividen 2 Kali Setahun
OJK Dukung Pemerintah Mengenai Program Simpan Pinjam Pekerja Migran
UOB: Jumlah Kelas Menengah Turun, Kian Banyak yang Andalkan Tabungan
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 30 January 2025