Jakarta, FORTUNE – Acwa Power, perusahaan energi baru terbarukan (EBT) yang berkantor pusat di Arab Saudi, menggelar kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Indonesia.
Dalam siaran persnya, dikutip Selasa (2/11), Acwa Power dipilih oleh PLN untuk mengembangkan PLTS terapung Saguling dan PLTS terapung Singkarak yang masing-masing akan memiliki kapasitas 60MWac dan 60MWac.
Nilai investasi proyek PLTS terapung tersebut mencapai US$105 juta atau lebih dari Rp1,6 triliun. Dalam proyek itu, Acwa Power menggengam kepemilikan saham 49 persen, dan sisanya dikuasai Indonesia Power, anak usaha PLN.
“Indonesia adalah pasar yang menarik karena ada dukungan pemerintah, pemahaman tentang tantangan global, permintaan yang cukup besar, dan kebutuhan mendesak untuk memasok banyak penduduk negara itu,” kata Chief Investment Officer ACWA Power, Clive Turton, seperti dikutip dari laman PVTech, Selasa (1/11).
Baginya, proyek PLTS terapung ini merupakan yang pertama dalam portofolio perusahaan, serta menandai langkah perdana perseroan di pasar Indonesia. Dia menyampaikan komitmen Acwa Power dalam membantu Indonesia untuk mencapai target porsi EBT mencapai 23 persen pada 2025.
Acwa Power mengoperasikan infrastruktur PLTS di negara Asia Tenggara lain seperti proyek 50MW Vin Hao 6 di Vietnam. Acwa Power saat ini juga telah memiliki portofolio dalam pembangkit listrik sejumlah 43 GW. Dari jumlah tersebut, 36 persennya, atau setara 15,5 GW, adalah pembangkit listrik EBT.
PLN mengendalikan, memiliki, dan mengoperasikan sekitar 69 persen kapasitas pembangkit di Indonesia. Hingga akhir 2021, BUMN setrum itu menguasai lebih dari 64,5 GW kapasitas pembangkit di Indonesia
Komitmen EBT
Kerja sama antara Acwa Power dan PLN ini diharapkan dapat mendukung Indonesia dalam mengembangkan kapasitas PLTS sampai 2030. Indonesia bahkan berambisi untuk menjadi pemimpin dalam proyek PLTS terapung di tingkat global.
Sebagai langkah selanjutnya, PLN dan ACWA Power akan menyelesaikan perjanjian jual beli listrik untuk proyek-proyek tersebut.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan kerja sama PLN dengan Acwa Power merupakan upaya perusahaan mendukung transisi energi dalam gelaran presidensi KTT G20 pada November, dan akan menjadi revolusi pengembangan EBT dalam negeri.
Pengembangan PLTS Terapung Singkarak direncanakan berkapasitas 50 MWac dengan target COD pada 2025, sementara PLTS Terapung Saguling direncanakan dengan berkapasitas 60 MWac yang diperkirakan akan COD pada 2024.
“Kami berharap proyek ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia,” ujar Darmawan dalam keterangan kepada media usai rangkaian Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference, di Bali (18/10).
Sebagai upaya pengembangan, PLN telah melakukan studi kelayakan, pengurusan perizinan, dan telah dinyatakan sebagai Proyek Strategis Nasional.
Pengembangan PLTS Terapung Singkarak akan berdiri di atas 0,33 persen total luas danau Singkarak. PLTS Terapung Saguling akan menggunakan 1,69 persen total luas permukaan waduk.
PLTS Terapung Singkarak berada di Danau Singkarak, Sumatra Barat. Saat beroperasi, listrik akan disalurkan melalui interkoneksi 150 kV ke GI Padang Panjang 150 kV. Sementara itu, PLTS Terapung Saguling berada di Kabupaten Bandung Barat. Adapun energi listrik yang dihasilkan akan dialirkan melalui interkoneksi 150 kV ke GI Rajamandala.
PLN melalui anak usahanya PLN Nusantara Power telah memiliki pengalaman dalam pembangunan PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat. PLTS yang tengah dalam tahapan konstruksi dan berkapasitas 145 MWac ini akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara.