Jakarta, FORTUNE – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) optimistis MPV terbarunya, Stargazer, akan sanggup bersaing. Sebab, perusahaan otomotif asal Korea Selatan ini mengaku produknya itu telah dipersiapkan secara matang.
Chief Operating Officer HMID, Makmur, dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, menyatakan Stargazer diproduksi secara lokal. Dengan begitu, MPV tersebut diharapkan dapat menjadi tulang punggung bagi perusahaan.
”Itu suatu produk yang benar-benar yang cocok bagi masyarakat kita, dan juga itu adalah reasonable bagi mereka,” katanya, Kamis (22/7).
Stargazer tersedia dalam empat varian, yaitu Active, Trend, Style, dan Prime. Jenis Stargazer Active MT dibanderol Rp243,3 juta. Lalu, Stargazer Active IVT dihargai Rp255,9 juta; Stargazer Trend MT Rp263,3 juta; Stargazer Trend IVT Rp275,9 juta; Stargazer Style Rp296,3 juta; dan Stargazer Prime Rp307,1 juta.
Segmen MPV di Indonesia disesaki dengan banyak pilihan kendaraan seperti Innova, Avanza, Xenia, Mobilio, Xpander, dan Livina.
“Market share saya tidak bisa menyertakan di sini. Kita lihat perkembangan market nanti,” katanya.
Inden produksi
Hyundai Stargazer telah mendapatkan respons yang positif sejak dirilis pada bulan ini, kata Makmur. Dia bahkan menyebut pemesanan kendaraan MPV itu sampai saat ini telah melebihi ekspektasi. Meski demikian, dia tak menyebutkan angkanya secara terperinci.
“Pada saat kita buka ini belum ada unit display dan juga belum ada test drive. Saya belum melihat angkanya cuman terakhir yang saya lihat itu dalam hari pertama aja kita sudah melihat impresi yang bagus dari konsumen,” ujarnya.
Hyundai menyebut sedang dalam proses mengirim Stargazer ke diler di Indonesia untuk keperluan display.
HMID yakin dapat memproduksi Hyundai Stargazer sesuai dengan permintaan konsumen. Saat ditanya mengenai kemungkinan konsumen yang melakukan pembelian secara inden, Makmur mengatakan perusahaan senantiasa melihat kondisi yang terjadi di pasar.
“Kita lihat aja nanti seperti apa indennya,” ujarnya. Yang jelas, Hyundai yang memiliki kapasitas produksi 150 ribu–250 ribu unit per tahun siap untuk melakukan produksi Stargazer.
Dalam kesempatan tersebut, Makmur turut berbicara soal dampak krisis kelangkaan chip atau semikonduktor terhadap HMID. Menurutnya, seberapa besar dampak dari masalah itu sebenarnya bergantung pada masing-masing produkusi, produk, dan seberapa banyak chip itu berkontribusi pada produk terkait.
“Kami melakukan manage dengan vendor-vendor yang ada. Sejauh ini kami berusahan untuk tidak terganggu,” katanya.