Jakarta, FORTUNE – PT Medco Energi International (Tbk) mengamankan fasilitas kredit atau pinjaman sindikasi sebesar US$450 juta atau setara Rp6,41 triliun (asumsi kurs Rp14.250). Dalam pengumumannya, perusahaan minyak dan gas (migas) ini menyebut dana yang diperoleh akan mendukung akuisisi perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), yang mendapatkan fasilitas pinjaman adalah anak perusahaan Medco Energi, yaitu Medco Energi Global (MEG) Pte. Ltd, pada Sabtu (11/12). Krediturnya adalah Australia and New Zealand Banking Group Limited, DBS Bank Ltd, ING Bank N.V., Morgan Stanley Senior Funding Inc., MUFG Bank Ltd., dan Standard Chartered Bank (Singapore) Limited.
“(Tujuan pinjaman) untuk membiayai akuisisi yang dilakukan oleh MEG,” kata Direktur Medco Energi Internasional, Anthony R. Mathias, dalam keterangannya, seperti dikutip pada Rabu (15/12). Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada 19 Desember 2023.
Medco Energi telah menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (“CIHL”) dari Phillips International Investment Inc., yang merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips (“COP”).
CIHL memegang 100 persen saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (“CPGL”) dan 35 persen saham di Transasia Pipeline Company Pvt. Ltd. (“Transasia”). CPGL adalah operator dari Corridor PSC dengan kepemilikan 54 persen working interest.
Menurut keterangan manajemen, jaminan yang diberikan perseroan untuk MEG bertujuan memastikan bahwa MEG akan memenuhi kewajiban pembayaran berdasarkan perjanjian fasilitas pinjaman. Jaminan tersebut hanya akan dieksekusi jika terdapat perintah secara tertulis dari para kreditur sehubungan dengan pelaksanaan kewajiban MEG berdasarkan perjanjian fasilitas kredit.
“Dampak dari eksekusi jaminan perusahaan tersebut terhadap perseroan akan bergantung terhadap besarnya kewajiban yang tidak dapat dipenuhi oleh MEG kepada pemberi pinjaman awal, sehingga selanjutnya akan dipenuhi oleh perseroan sebagai penjamin awal, dengan nilai penanggungan sebesar-besarnya senilai jumlah pokok pinjaman,” demikian pernyataan manajemen.
Tujuan akuisisi
Manajemen menyampaikan, koridor PSC memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas di daratan Sumatra Selatan. Mayoritas produksi adalah gas yang dijual melalui kontrak jangka panjang kepada para mitra di Indonesia dan Singapura.
Melalui Transasia, MedcoEnergi akan memiliki saham minoritas pada jaringan pipa gas yang menyuplai pelanggan di Sumatra bagian tengah, Batam, dan Singapura. Setelah transaksi, proforma pedoman MedcoEnergi 2022 untuk segmen minyak & gas adalah produksi 155 mboepd, belanja modal US$275 juta (Rp3,91 triliun), dan biaya kas per unit di bawah US$10/boe.
“Transaksi ini melanjutkan rekam jejak Medco Energi dalam memberikan nilai tambah melalui akuisisi dan sesuai dengan strategi perubahan iklim kami. Akuisisi ini akan semakin memperkuat posisi Medco Energi di Asia Tenggara dan akan menghasilkan sinergi yang kuat dengan wilayah kerja kami di Sumatra,” kata CEO Medco Energi, Roberto Lorato.
Transaksi ini diharapkan selesai pada kuartal pertama 2022, dengan mengikuti persyaratan yang berlaku umum serta persetujuan para pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan sesuai jadwal.
Berdasarkan laporan keuangan per semester satu 2021, Medco Energi mencetak laba US$46,49 juta (Rp662,41 miliar), berbanding terbalik dari rugi US$121,87 juta pada periode sama 2020. Pendapatan perusahaan naik 11,7 persen menjadi US$636,29 juta atau setara Rp9,07 triliun.
Pada saat berita ini ditulis, harga saham emiten berkode MEDC itu mencapai Rp494 per saham. Dalam enam bulan terakhir, saham perseroan terkoreksi 32,8 persen, dan setahunan turun 21,6 persen.