Jakarta, FORTUNE – Pariwisata global diproyeksi bakal pulih pada 2022 menyusul pelonggaran kegiatan yang perlahan mendongkrak kembali kepercayaan para wisatawan. Survei terbaru dari American Express menunjukkan adanya peningkatan optimisme para pelancong seiring meredanya kekhawatiran terhadap pandemi.
Menurut penelitian tersebut, 74 persen wisatawan menyatakan bersedia memesan perjalanan meski harus membatalkan atau mengubahnya kemudian. Sebagai perbandingan, tahun lalu hanya 56 persen responden yang menyatakan niat serupa.
Laporan itu juga memperlihatkan bahwa 61 persen responden berencana menikmati perjalanan internasional ketimbang tahun lalu yang hanya mencapai 39 persen.
“Orang akan melakukan lebih banyak perjalanan tahun ini,” kata Audrey Hendley, Presiden American Express Travel, seperti dikutip dari Forbes, Selasa (31/5). Survei menunjukkan pula 62 persen responden mengatakan ingin melakukan dua hingga empat perjalanan tahun ini.
Survei ini melibatkan 3.000 pelancong dengan penghasilan setidaknya US$70 ribu per tahun atau lebih dari Rp1 miliar. Jajak pendapat ini dilakukan di Amerika Serikat, Jepang, Australia, Meksiko, India, Inggris, dan Kanada.
Menurut American Express, sekitar 86 persen responden bahkan menyatakan akan membelanjakan lebih banyak uang untuk perjalanan wisata tahun ini. “Itu angka yang mengejutkan,” ujarnya.
Survei tersebut menyoroti soal minat untuk kembali berwisata yang didominasi oleh kaum muda. Sebanyak 55 responden mengatakan bermaksud memesan liburan sekali untuk seumur hidup tahun ini. Keinginan tersebut terbit paling kuat pada generasi milenial (67 persen) dan generasi Z (65 persen).
Pemesanan melampaui era sebelum pandemi
Mastercard Economics Institute belum lama ini juga merilis laporan yang menunjukkan capaian pemulihan industri pariwisata global. Menurut mereka, permintaan yang terpendam telah mendorong pemesanan penerbangan bisnis dan wisata secara global dengan melewati level 2019.
Dalam penelitian berjudul Travel 2022: Trends and Transitions, bulan lalu pemesanan penerbangan untuk wisata global lebih tinggi 25 persen ketimbang level pada 2019. Sedangkan, pemesanan untuk penerbangan wisata jarak pendek dan menengah masing-masing naik 25 persen dan 27 persen.
Menurut analisis Mastercard Economics Institute, jika tren pemesanan penerbangan berlanjut pada kecepatan saat ini, secara global diperkirakan 1,5 miliar lebih banyak penumpang akan terbang pada 2022 ketimbang tahun lalu.
“Mobilitas ini sangat penting untuk kembali ke kehidupan pra pandemi," kata Bricklin Dwyer, Kepala Ekonom Mastercard dan Kepala Institut Ekonomi Mastercard, dalam keterangan resmi, Rabu (18/1). “Ketangguhan konsumen untuk kembali 'normal' dan menebus waktu yang hilang memberi kami optimisme bahwa pemulihan akan terus terarah, meskipun ada hambatan di sepanjang jalan."
Laporan sama menyebutkan sejumlah tujuan wisata favorit, yaitu AS, Inggris, Swiss, Spanyol, Belanda, Meksiko, Italia, Jerman, Prancis, dan Kanada.
Asosiasi Penangkutan Udara Internasional (IATA) sebelumnya mencatat bahwa tingkat lalu lintas penerbangan internasional per Februari 2022 yang diukur dalam kilometer pendapatan penumpang (revenue passenger kilometers/RPK) telah meningkat 115,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Namun, RPK internasional tercatat masih turun 59,6% dibandingkan bulan sama 2019.
“Pemulihan perjalanan udara semakin meningkat ketika pemerintah di banyak bagian dunia mencabut pembatasan perjalanan, ” kata Willie Walsh, Direktur IATA Umum (6/4).