Jakarta, FORTUNE – Bagi Anda yang terjun ke dunia bisnis, apakah sudah mengenal istilah disbursement? Jika belum, maka Anda perlu untuk memahami agar mengetahui manfaatnya dalam bisnis. Sederhananya, disbursement ini akan membantu memudahkan operasional bisnis.
Dalam penerapannya, disbursement lebih terkait dengan aktivitas keuangan di sebuah perusahaan. Pada istilah akuntansi, disbursement merupakan kegiatan pencairan uang dari rekening kepada pihak ketiga dalam pelbagai cara, seperti uang tunai, transfer, cek, dan sebagainya.
Secara harfiah, disbursement berarti pengeluaran atau pembayaran. Istilah tersebut dapat dianggap pula sebagai kas, biaya, ataupun pembelanjaan.
Untuk lebih menggambarkan disbursement, berikut setidaknya tiga contoh jenis kegiatan tersebut, seperti dikutip dari laman gerbang pembayaran Midtrans.
1. Cash disbursement
Transaksi pembayaran tunai yang biasanya dilakukan dalam nominal kecil. Umumnya, dana yang digunakan diambil dari kas.
2. Cash disbursement journal
Catatan yang merekam segala pembayaran tunai. Pencatatan ini bisa dilakukan secara tertulis di buku atau digital dengan menggunakan aplikasi.
3. Cash receipt journal
Catatan pembayaran tunai yang masuk ke dalam kas bisnis. Contohnya seperti penerimaan bunga atau dividen
Manfaat disbursement
Dalam arti lain, disbursement adalah kegiatan pendistribusian dana yang dilakukan perusahaan kepada kontraktor ataupun vendor maupun karyawan internal. Aktivitas tersebut memungkinkan perusahaan untuk melakukan pembayaran dalam jumlah yang beragam pada satu waktu sekaligus.
Disbursement bermanfaat dalam memperlancar kegiatan jual beli. Secara terperinci di bawah ini setidaknya tiga manfaat kegiatan tersebut.
1. Transaksi lebih cepat dan praktis
Tentu dalam berbisnis ada banyak transaksi yang mesti dilakukan, baik antara penjual dan pembeli, maupun dengan vendor ataupun karyawan internal.
Disbursement memungkinkan untuk pembayaran secara otomatis, cepat, serta membuat bisnis lebih menjadi produktif.
2. Mempermudah proses audit
Cakupan disbursement itu mulai dari transaksi sampai ke pencatatannya. Jika perusahaan melakukan disbursement dengan langka tepat, maka proses audit bisa jadi lebih mudah dilakukan. Pasalnya, sudah ada catatan dengan bukti pembayaran yang bisa langsung dimasukkan ke dalam audit.
3. Keamanan transaksi terjamin
Dengan mencatat disbursement secara berkala, perusahaan bisa memantau ke mana anggaran terealisasikan. Pada gilirannya itu akan menjamin tidak ada penyalahgunaan dana oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Contoh kegiatan disbursement
Dalam proses bisnis, perusahaan tentu melakukan sejumlah kegiatan disbursement. Kemungkinan besar beberapa kegiatan tersebut ada di berikut ini.
1. Pembayaran gaji (payroll)
Pembayaran gaji merupakan salah satu contoh kegiatan disbursement secara otomatis. Jika dilakukan secara manual, tentunya payroll ini akan memakan banyak waktu serta tidak praktis, mengingat pembayarannya yang dalam nominal besar, serta lebih dari satu rekening sekaligus.
2. Pinjaman uang dari aplikasi atau website
Disbursement yang juga berarti pencairan dana juga bisa digunakan saat perusahaan memutuskan untuk meminjam uang dari platform pinjaman online. Alih-alih transfer manual ke semua peminta dana, pemilik platform pinjaman dapat mengecek kelengkapan persyaratan lewat sistem yang terintegrasi.
3. Pengembalian dana (refund)
Melakukan refund untuk puluhan atau bahkan ratusan pelanggan secara manual tentu sangat tidak efektif. Dengan disbursement, transaksi pengembalian dana dalam jumlah besar dapat dilakukan dalam waktu cepat.