Jakarta, FORTUNE – Omzet dalam dunia bisnis merupakan salah satu pengertian yang mesti dipahami. Omzet lazim digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai keberhasilan sebuah bisnis.
Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan omzet sebagai jumlah uang dari hasil penjualan barang dagangan tertentu selama suatu masa penjualan tertentu. Periode penjualan ini bisa dalam hitungan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
Jika mengacu pada definisi Investopedia, omzet adalah seberapa cepat perusahaan menjual barang dagangannya, atau seberapa andal perusahaan mengumpulkan uang tunai dari piutang.
Dengan demikian omzet secara sederhana adalah pendapatan dari penjualan barang dan jasa dalam sebuah bisnis. Omzet bisa diartikan sebagai gross revenue, atau pendapatan kotor yang dihasilkan bisnis sebelum dikurangi dengan biaya operasional.
Manfaat memahami omzet
Seperti disinggung di awal, omzet lazim digunakan sebagai acuan dalam menilai sebuah prestasi bisnis. Jika perusahaan sanggup meraih omzet dalam jumlah besar, maka bisa dipastikan kinerja penjualan barang atau jasanya cukup baik.
Pebisnis mesti dapat menganalisis omzet perusahaannya demi menilai seberapa efektif kinerja penjualan. Dalam arti lain, omzet menjadi petunjuk akan kemampuan bisnis dalam menjual barang atau jasa dalam suatu periode tertentu.
Dikutip dari laman startup wirausaha majoo.id, bila omzet bisnis tinggi, itu berarti produktivitas bisnis berada dalam kondisi baik. Sebaliknya, bila omzet rendah, maka bisa dipastikan ada masalah yang menyangkut soal produktivitas dan kualitas barang atau jasa.
Perlu dicatat, omzet kerap dianggap sama dengan profit. Padahal, baik omzet maupun profit memiliki pengertian yang jelas berbeda.
Omzet meruapakan pendapatan kotor hasil dari penjualan barang dan jasa pada periode tertentu. Sedangkan, profit merupakan keuntungan bersih yang dihitung dari total pendapatan dikurangi biaya operasional bisnis.
Cara meningkatkan omzet
Dalam berbisnis omzet akan mengalami siklus naik turun pada suatu periode tertentu. Namun, jika yang terjadi kemudian adalah penurunan omzet dalam jangka panjang, pebisnis mungkin perlu memikirkan kembali strategi penjualannya.
Pengusaha perlu menggulirkan inovasi maupun mengambil langkah-langkah untuk senantiasa meningkatkan omzet. Berikut sejumlah cara untuk meningkatkan omzet dikutip dari pelbagai sumber.
1. Kualitas produk
Perusahaan mesti memastikan barang maupun jasanya memiliki kualitas yang menonjol. Pasalnya, dengan kualitas tersebut memungkinkan pembelian dari konsumen. Itu lantas berujung pada kenaikan penjualan.
2. Pelayanan terbaik
Pebisnis bisa memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen saat mereka membeli produk barang dan jasa. Kesan dari konsumen akan suatu layanan memungkinkan mereka untuk loyal terhadap produk dan melakukan pembelian kembali.
3. Strategi penjualan komprehensif
Untuk meningkatkan omzet, bisnis mesti mempertimbangkan pula strategi penjualan secara komprehensif. Strategi tersebut, misalnya, bisa membahas soal penjualan di kanal daring maupun luring.
Ikhtiar memperkuat strategi penjualan pun dapat dilakukan melalui branding. Branding memungkinkan produk barang atau jasa lebih dikenal oleh konsumen. Itu belum termasuk strategi penjualan lain seperti promo.