Jakarta, FORTUNE – Perusahaaan rintisan tidak bisa melepaskan dari masalah valuasi dalam melangsungkan bisnisnya. Valuasi ini menjadi semacam parameter yang menunjukkan kinerja bisnis suatu startup, serta menjadi acuan bagi investor, termasuk perusahaan modal ventura (venture capital/VC), yang ingin menanamkan dananya.
Dilansir dari Daily Social, valuasi merujuk kepada ukuran nilai suatu perusahaan berdasarkan manajemen dan performa bisnis. Sejumlah aspek yang menentukan perhitungan valuasi, di antaranya kualitas manajemen, struktur permodalan, jumlah aset, dan proyeksi pendapatan.
Bagi perusahaan rintisan yang masih membutuhkan pendanaan, valuasi ini menjadi penting karena menjadi perkiraan harga untuk ditawarkan kepada investor.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, valuasi adalah upaya untuk mengukur nilai dari suatu perusahaan. Melansir laman OCBC NISP, perusahaan rintisan yang mampu mencapai valuasi mencapai US$1 miliar, misalnya, dianggap memiliki status sebagai unicorn,
Pun demikian, proses perhitungan valuasi ini dilakukan secara berkala bergantung pada kondisi bisnis perusahaan di suatu periode ekonomi tertentu.
Faktor penentu valuasi
Menurut laman Accurate, penantuan suatu valuasi tidak bisa sembarangan, serta mesti melewati analisis terperinci dan panjang, mulai dari penghitungan atas aset dan kas. Seiring perkembangan bisnis, valuasi perusahaan pun bisa mengalami peningkatan atau penurunan.
Dalam kasus ketika akan terjadi kesepakatan investasi atau pendanaan, nilai valuasi ini mesti disepakati oleh kedua belah pihak. Pasalnya, bisa saja di antara dua perusahaan tersebut terdapat selisih pendapat.
Sebagai misal, perusahaan rintisan A memiliki valuasi sekitar Rp1 miliar. Lantas, ada investor yang berminat untuk memberikan dana segar, tapi menawarkan valuasinya di bawah angka tersebut. Situasi ini pun sebenarnya sangat lumrah terjadi dalam dunia bisnis.
Nilai valuasi secara umum berubah-ubah bergantung pada performa dan kondisi keuangan perusahaan. Berikut sejumlah faktor yang menjadi penentu dalam perhitungan valuasi perusahaan dilansir dari berbagai sumber.
- Stabilitas penjualan bisnis. Kinerja penjualan akan berpengaruh terhadap valuasi. Semakin bagus performa penjualan, maka valuasi juga akan meningkat.
- Pendanaan. Pendanaan dapat mempengaruhi valuasi dan nilai jual bisnis. Nilai jual bisnis yang bagus pada gilirannya akan menarik banyak investor untuk kembali menyuntikkan dana.
- Model bisnis. Model bisnis yang unik dan berkelanjutan dapat mempengaruhi kualitas valuasi.
- Manajemen yang berkualitas. Perusahaan rintisan yang memiliki manajemen yang berkualitas diperkirakan memiliki prospek yang baik.
- Kepemilikan aset. Semakin banyak perusahaan memiliki aset, seperti gedung dan tanah, semakin tinggi nilai valuasinya.
- Persaingan industri. Suatu perusahaan yang memiliki prospek menjanjikan untuk bersaing di industri akan memiliki perhitungan valuasi lebih baik.
Tujuan valuasi
Dalam bisnis, valuasi ini memiliki sejumlah fungsi. Valuasi tidak hanya berpengaruh bagi perusahaan itu sendiri, melainkan juga bagi investor, mitra, dan pihak lainnya. Berikut sejumlah tujuan valuasi, sebagaimana dilansir dari laman OCBC NISP.
- Membantu pengambilan keputusan. Valuasi secara umum akan turut berguna dalam penentuan langkah bisnis termasuk dalam meningkatkan performa perusahaan.
- Menjadi acuan penilaian internal. Valuasi dapat menjadi penilaian akan jalannya bisnis perusahaan.
- Mendatangkan investasi/pendanaan. Nilai valuasi yang menjanjikan dapat menarik minat investor untuk kembali memberikan pendanaan.
- Memperlancar akuisisi bisnis. Dalam hal kesepakatan akuisisi, nilai valuasi akan melancarkan aksi korporasi tersebut.
- Menjadi petunjuk nilai jual perusahaan. Dikutip dari laman Akseleran, valuasi juga berguna untuk menunjukkan nilai jual perusahaan, terutama ketika memutuskan untuk menjual perusahaan, ataupun melakukan merger dengan perusahaan lain.