Jakarta, FORTUNE – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel menyatakan optimistis akan pertumbuhan kinerjanya tahun ini. Anak usaha Telkom Group—yang bergerak di bidang penyewaan infrastruktur telekomunikasi—tersebut menyiapkan sejumlah strategi khusus demi keberlanjutan bisnis.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan perusahaan akan memperbesar kontribusi pertumbuhan bisnis organik sebagai strategi pertama. Caranya yaitu dengan menggenjot layanan built to suit (B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler (MNO) yang menjadi klien perusahaan.
Lalu, melanjutkan aksi merger dan akuisisi (M&A) aset menara baik dari Telkomsel maupun perusahaan menara lebih kecil. Berikutnya, Mitratel akan berekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru.
“Saat ini kami tengah mengembangkan portofolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator. Termasuk dengan melakukan fiberisasi menara, mengaplikasikan infrastructure as a service sehingga kami bisa menyediakan jaringan IoT bagi pelanggan non-MNO, serta ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur untuk pemanfaatan 5G,” katanya dalam secara virtual, Senin (10/1).
Mitratel resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering)/IPO pada November tahun lalu dengan meraup dana lebih dari Rp18 triliun. Dengan kemampuan penandaan baik dari IPO maupun leverage serta biaya utang rendah, Teddy mengatakan perseroan optimistis menyambut berbagai peluang. Mitratel juga senantiasa melakukan efisiensi belanja modal maupun operasional demi meningkatkan profitabilitas serta arus kas.
Dukungan ke pengembangan ekonomi digital
Mitratel merupakan perusahaan dengan lebih dari 25 persen pangsa pasar di bisnis menara.
Per akhir September 2021, jumlah menara perseroan mencapai 28.076 unit. Dari jumlah itu, menara di luar Pulau Jawa mendominasi, yakni 16.150 unit atau 57 persen dari total menara. Sedangkan, sisanya sebanyak 11.929 unit ada di Jawa.
“Tugas Mitratel dalam ekosistem (digital) adalah memastikan connectivity antara masyarakat dengan pelaku usaha digital bisa terlayani melalui tower kami,” ujarnya.
Target pendapatan dan laba 2022
Direktur Finansial dan Manajemen Risiko Mitratel, Ian Sigit Kurniawan, mengatakan kinerja perseroan tahun ini ditaksir lebih baik daripada sebelumnya. Pendapatan perusahaan pada 2022 ditaksir mencapai Rp7,4 triliun, dan laba sebesar Rp1,6 triliun.
“Kami usahakan yang terbaik,” ujar Ian pada kesempatan sama. Perseroan belum bisa memerinci kinerja pada keseluruhan 2021, namun, menurut Ian “masih sangat optimistis akan sesuai target”.
Pada semester pertama tahun ini perseroan menangguk pendapatan Rp3,2 triliun, atau tumbuh 10,9 persen setahunan (year-on-year/yoy). Labanya juga meningkat 355,9 persen menjadi Rp700,7 miliar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Senin (10/1), saham Mitratel ditutup ke posisi Rp810 per saham. Dalam sebulan terakhir, sahamnya tercatat naik 3,2 persen. Posisi saham tersebut sedikit lebih tinggi dari saat IPO yang mencapai Rp800 per unit.