Jakarta, FORTUNE – PT Intiland Development Tbk mencetak kinerja yang gemilang sepanjang tahun lalu. Pengembang properti ini sanggup mencetak marketing sales) Rp1,64 triliun, atau naik 75 persen dibandingkan Rp937 miliar pada tahun sebelumnya.
Archied Noto Pradono, direktur Pengelolaan Modal dan Investasi perseroan, mengatakan peningkatan marketing sales terutama berasal dari hasil penjualan di segmen perumahan. Perseroan tahun lalu sukses memasarkan dua pengembangan proyek baru, yaitu Amesta Living di Surabaya dan DUO Talaga Bestari di Tangerang.
“Tahun lalu pasar properti sudah mulai kembali bergerak. Stimulus kebijakan dari pemerintah terbukti cukup efektif mendorong penjualan properti, khususnya pada segmen perumahan. Penjualan Intiland di segmen ini cukup meningkat, baik dari pengembangan proyek baru atau proyek-proyek yang sudah berjalan,” kata Archied dalam keterangan resmi, Senin (25/1).
Pendapatan penjualan Intiland ini bersandar pada sejumlah segmen. Kawasan perumahan, misalnya, berkontribusi 56 persen terhadap total penjualan atau sekitar Rp922 miliar. Lalu, segmen mixed-use dan high rise mencapai Rp390 miliar dan kawasan industri Rp329 miliar.
Target intiland 2022: marketing sales Rp2,4 triliun
Melihat tren positif properti pada 2021, kata Archied, 2022 diharapkan sebagai tahun momentum pemulihan bagi pasar properti nasional sekaligus meningkatnya daya serap pasar. Dengan begitu, Intiland optimistis pendapatan penjualan akan meningkat 47 persen tahun ini menjadi Rp2,4 triliun.
Demi mencapai target tersebut, perseroan masih akan mengandalkan penjualan dari sejumlah pengembangan proyek baru baik yang bakal dirilis tahun ini maupun dari pengembangan baru di proyek-proyek yang telah ada, yaitu proyek perumahan di Jakarta Utara,
“Proyek-proyek baru ini sudah masuk dalam pipeline pengembangan dan menunggu momentum terbaik untuk peluncuran di tahun ini,” kata Archied. Sejumlah pengembangan baru tersebut, antara lain proyek perumahan di Jakarta Utara, pengembangan tiga klaster baru di Surabaya dan Jakarta, serta properti komersial di Tangerang.
Lippo Karawaci membukukan kenaikan penjualan 86 persen
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebelumnya juga menyampaikan perbaikan kinerja seiring pasar properti yang menggeliat. Perusahaan properti grup Lippo ini pada kuartal keempat tahun lalu beroleh prapenjualan setahunan Rp1,08 triliun, atau naik 174 persen. Penjualan tersebut dipimpin perumahan tapak terjangkau yang mewakili 63 persen dari total prapenjualan.
“Akibat dari permintaan yang kuat dari semua tipe produk, LPKR berhasil membukukan kenaikan prapenjualan sebesar 86 persen setahunan menjadi Rp4,96 triliun. Angka ini di atas target pra penjualan yang sudah direvisi naik sebesar Rp4,2 triliun,” demikian pernyataan manajemen dalam keterangan pers, Rabu (12/1).
Pada kuartal IV-2021, LPKR meluncurkan klaster Cendana di Lippo Village dengan jenama Cendana Cove. Penyerapan pasar cukup positif dengan 286 unit terjual. Penjualan Cendana Cove itu didukung oleh tingginya utilisasi kredit kepemilikan rumah (KPR) yang sekaligus menandakan banyaknya permintaan pengguna akhir atau end-user.
Manajemen LKPR menargetkan prapenjualan pada 2022 naik 5 persen menjadi Rp5,2 triliun. Menurut mereka, marketing sales tahun ini dapat ditopang oleh peluncuran rumah tapak terjangkau, penetrasi pasar yang lebih dalam agar mencakup juga segmen nasabah dengan penghasilan lebih tinggi, dan kenaikan permintaan untuk unit inventaris apartemen.