Riset: Ekonomi Dunia Kembali Normal pada 2022, 7 Sektor Bisnis Pulih

Masalah krisis iklim dan gangguan pasokan menjadi menantang.

Riset: Ekonomi Dunia Kembali Normal pada 2022, 7 Sektor Bisnis Pulih
Ilustrasi pabrik industri. Shutterstock/industryviews
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perekonomian negara-negara dunia diprediksi akan kembali normal tahun depan seiring perbaikan pandemi COVID-19. Sebanyak 7 sektor usaha ditaksir akan mengalami perbaikan kinerja berarti meski masih bakal terganjal sejumlah tantangan.

Begitu kesimpulan riset Economist Intelligence Unit (EIU). Menurut lembaga tersebut, pemulihan ekonomi sekarang sedang berlangsung kendati muncul banyak risiko baru seperti perubahan iklim dan pajak lebih tinggi.

Direktur Operasi Industri EIU, Ana Nicholls, mengatakan dunia—paling tidak di negara maju—akan kembali mendekati normal pada 2022. Namun, pandemi tetap akan memiliki efek berkepanjangan pada penawaran dan permintaan.

“Pemerintah telah menjadi lebih tegas, memperkenalkan pajak, dan peraturan yang akan memaksa banyak perusahaan untuk memikirkan kembali strategi mereka,” kata Ana dalam keterangan pers, Rabu (17/11).

Krisis iklim, masalah rantai pasokan

Ana menyebutkan, krisis iklim yang tengah berkembang, misalnya, akan berpengaruh betul pada cara perusahaan berbisnis. Pada saat sama, perusahaan juga beroleh tantangan dalam mencari pembiayaan untuk menunjang aktivitasnya.

Belum lagi, tekanan untuk mengurangi emisi. Itu di luar kemungkinan peningkatan tarif pajak seiring rencana perubahan peraturan tarif pajak perusahaan minimum.

Dia juga mengingatkan soal gangguan rantai pasokan yang akan mempersulit produsen maupun peritel untuk memenuhi sisi permintaan yang mulai pulih. Perkara ini diperkirakan akan menekan penjualan, terutama pada sektor barang konsumsi dan otomotif. 

Kemelut pasokan sedemikian akan membuat harga barang menjadi mahal dan mendorong kenaikan suku bunga.

Dampak lainnya berkenaan dengan tingkat kredit macet (dan juga mengurangi permintaan). Namun, beberapa perusahaan konsumen dan bank diyakini akan mematok harga lebih tinggi untuk keuntungan mereka.

Dari otomotif hingga pariwisata

EUI pun melakukan proyeksi atas kinerja tujuh sektor usaha pada 2022.  Pada sektor otomotif, misalnya, penjualan kendaraan akan meningkat 7,5 persen pada 2022. Penjualan tersebut akan kembali melewati level 2019—terutama dipimpin oleh pasar Asia dan Amerika Utara.

Sementara untuk ritel, pertumbuhan volumenya akan melambat menjadi 3,3 persen bila disesuaikan dengan inflasi. Namun, penjualan tetap terhitung melampaui level 2019.

Sektor energi juga akan membaik dengan tingkat konsumsi energi dunia mencapai 2,2 persen. Sedangkan, dari sektor perbankan, pertumbuhan ekonomi yang kuat akan mendorong aktivitas proses pembayaran, pengelolaan dana, dan asuransi.

Untuk sektor kesehatan, karena masih ada tantangan perawatan pasien COVID-19 maupun non-COVID-19, tingkat belanja akan tumbuh 4,1 persen. Berikutnya, pada sektor telekomunikasi, diperkirakan 16 dari 60 pasar telekomunikasi utama akan meluncurkan layanan 5G tahun depan.

Terakhir adalah industri pariwisata yang sangat terdampak pandemi. Sektor ini akan pulih seiring pembukaan perbatasan di sejumlah negara. Namun, jumlah kedatangan turis internasional masih akan tetap 30 persen atau lebih sedikit dari 2019.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024