Jakarta, FORTUNE – Tren kenaikan harga Emas membawa optimisme bagi PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA). Emiten produsen dan peritel emas ini menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30% secara year on year (yoy) dan peningkatan laba bersih sebesar 15% yoy.
Untuk mewujudkan target pertumbuhan kinerja tersebut, HRTA akan membuka sekitar 20 gerai baru tahun ini. Hingga akhir 2023, HRTA telah memiliki 83 gerai ritel dan menargetkan setidaknya 100 gerai hingga akhir 2024.
"Dalam rangka ekspansi pembukaan toko, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 60 miliar. Asumsinya, dibutuhkan belanja modal sekitar Rp 3 miliar untuk pembukaan masing-masing toko," kata Direktur Utama Hartadinata Sandra Sunanto di Jakarta, Rabu (20/3).
Selain itu, HRTA juga melihat adanya potensi pasar ekspor pada produk perhiasan emas yang saat ini telah menyumbang sekitar 39% dari total pendapatan.
Jika sebelumnya pasar ekspor utamanya ada di India dan Uni Emirat Arab, HRTA berencana melakukan ekspansi ke sejumlah negara. “Target kami ke Singapura, Vietnam, Amerika Serikat, dan Eropa," kata Sandra.
Ganti Logo
Pada kesempatan yang sama, Hartadinata juga memperkenalkan logo barunya untuk menandai tonggak sejarah pencapaian perusahaan menjadi perusahaan emas terintegrasi Indonesia. Sebagai perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun di Indonesia, Hartadinata telah melewati berbagai tantangan dengan strategi bisnis yang tepat.
"Logo baru kami melambangkan dedikasi kami yang tak tergoyahkan terhadap inovasi dan keunggulan dalam industri emas. Logo ini menandai momen penting dalam perjalanan kami, mendorong kami menuju tingkat kesuksesan yang lebih tinggi dan menegaskan kembali posisi kami sebagai pelopor di industri emas Indonesia," kata Sandra.
HRTA memiliki bisnis yang terintegrasi, mulai dari 4 pabrik (manufaktur), pabrik pemurnian logam berharga (refinery), penjualan grosir (wholesaler), penjualan eceran (retail) serta kanal e-commerce serta aplikasi emaskita.id dan jaringan gadai emas.