Presdir Bank Neo Commerce: Manfaatkan Momentum untuk Jadi Pemenang

Tjandra Gunawan akui pimpin BNC dengan tantangan luar biasa

Presdir Bank Neo Commerce: Manfaatkan Momentum untuk Jadi Pemenang
Tjandra Gunawan, Presiden Direktur Bank Neo Commerce Tbk. (Fortune Indonesia/Herka Yanis)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Berdiri sejak dua tahun lalu, Bank Neo Commerce (BNC) bisa dibilang merupakan bank baru, meski sebelumnya berasal dari bank konvensional yang kemudian bertransformasi menjadi bank digital. Bank ini pun memiliki sejumlah trik untuk menghadapi tantangan sebagai pemain baru di antara bank-bank besar lainnya.

Hal ini seperti yang dikatakan Tjandra Gunawan, Presiden Direktur Bank Neo Commerce Tbk., saat ditanyai pendapatnya tentang istilah “mereka yang masuk duluan akan menjadi pemenang, dan pemain baru akan sulit bersaing”, di sesi How to Become a Game Changer dalam acara Fortune Indonesia Summit yang berlangsung pada 18-19 Mei di Westin, Jakarta. 

Menjawab pertanyaan tersebut, Tjandra mengaku tidak setuju dengan istilah tersebut. Menurut pengalamannya memimpin BNC selama lebih dari dua tahun belakangan, mereka yang bisa memanfaatkan momentum, terlepas dari kapan masuknya, berkesempatan memenangkan pertandingan. 

“Kalau bicara game changer kita mesti datang dengan konsep dan sesuatu yang berbeda. Jadi, terlepas dari kapan masuknya, dia yang menawarkan sesuatu berbeda yang punya kesempatan besar untuk memenangkan pertandingan, bahkan membuat pertandingan baru, di mana dia sendiri menjadi center-nya. At least bisa menjadi trendsetter,” ujar pria yang mengawali karier profesionalnya di dunia keuangan dan perbankannya pada tahun 2000 sebagai Manager, Head Office Reporting & Analyst ini.

Tjandra menambahkan sah saja untuk mengikuti pola permainan yang sudah ada, tapi harus mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih menarik dan relevan dengan kehidupan kekinian. Pandangannya ini terbukti dengan perolehan jumlah pengguna aplikasi besutan BNC, neobank, yang kini mencapai 17,4 juta sejak satu tahun diluncurkan dan telah diunduh oleh 20 juta pengguna.

Tjandra sendiri mengaku memimpin BNC dengan tantangan yang luar biasa. Misalnya, saat awal dia bergabung ke BNC, virus corona baru mulai merebak di Indonesia. Namun, semangatnya dan tim tak padam dan mereka terus melangkah.

Deposito berjangka 12 bulan sebesar 8 persen

Salah satu langkah berbeda dan menjadi daya tarik BNC yang ia wujudkan bersama tim adalah menawarkan deposito berjangka 12 bulan sebesar 8 persen karena ingin memberikan yang terbaik bagi para nasabahnya.

“Jadi changes the game jadilah berbeda. Saat kami hadir market geger. Sempat nanya bank apa, tapi beberapa bulan kemudian nyatanya beberapa teman mulai terinspirasi. Kenapa kita bisa menawarkan 8 persen karena kita bertransformasi menjadi bank digital,” tutur Tjandra.

Alasan Bank Neo Commerce memberikan penawaran menarik melalui deposito tersebut karena ingin mengurangi cabang fisik yang sudah cukup lazim dilakukan, di samping biaya operasionalnya yang cukup tinggi. BNC pun melihat bahwa cabang-cabang itu juga banyak tidak berfungsi selama dua tahun pandemi. Bahkan banyak bank-bank besar mengurangi kantor cabangnya. 

“Nah, dalam kasus kami, kami mentransformasi kantor cabang fisik kami menjadi digital. Cost-nya otomatis turun. Kami punya dua pilihan. Apakah kami kantongi dan menjadi bank digital yang profitable di saat itu terjadi, atau pilihan kedua kami kembalikan ke customer dengan memberikan keuntungan lebih bagi mereka. Kami memilih pilihan kedua,” kata pria yang pernah menduduki beberapa posisi penting di sektor perbankan ini.

Specializing technology in banking industry

Tjandra Gunawan, Presiden Direktur Bank Neo Commerce Tbk. (Fortune Indonesia/Herka Yanis)

Lalu apa lagi yang membedakan Bank Neo Commerce dengan bank lain, Tjandra mengatakan BNC lebih suka menyebut dirinya sebagai spesialis dalam urusan teknologi di sektor perbankan. Intinya BNC memang mengubah gayanya dalam beroperasi dengan menitikberatkan penggunaan teknologi.

Aplikasi BNC bernama neobank yang baru diluncurkan Maret tahun lalu menawarkan beberapa poin. Salah satunya berangkat dari kebiasaan masyarakat membuka aplikasi bank ketika ada dana atau transferan masuk atau saat melakukan transaksi saja. Mematahkan kebiasaan ini, neobank menyematkan fitur supaya nasabah tidak hanya membuka aplikasi untuk urusan finansial saja.

“Ada fun-nya juga itu. Misalnya game mengumpulkan poin. Poinnya itu bisa ditukarkan beberapa benefit tambahan. Misalnya cash saat akan deposit. Terus kemudian tambahan suku bunga. Kita kembalikan ke produk kami dan keuntungan ke teman-teman semua. Di aplikasi kami juga bisa chat,” kata Tjandra.

Kebiasaan masyarakat dalam melakukan screenshot setelah mentransfer dan kemudian mengirimkannya via layanan WhatsApp juga menjadi perhatian BNC. Hal ini diwujudkan dengan menghadirkan popup message di inbox aplikasi neobank lewat fasilitas chat agar lebih praktis.

“Jadi bisa chat sesama pengguna neobank bahkan saat detik dana ditransfer akan muncul popup pesan di chat room di aplikasi neobank. Jadi aplikasi ini bisa chat, gak perlu pindah ke aplikasi pesan lain lagi. Itu dua hal yang bisa kami perkenalkan,” ujar Tjandra.

Selain hal tadi, BNC juga memfasilitasi user untuk bisa mempromosikan bisnis mereka ke user lain atau connection B2C. Customer yang mempunyai bisnis bisa promosi juga lewat chat dengan BNC yang memfasilitasi.

“Kami memfasilitasi para user kami yang mempunyai bisnis supaya bisa connected. Jadi kata kuncinya di sini adalah interaction yang kami bangun di apps kami,” tutur Tjandra.

Menjangkau kalangan underserved dan unbanked

Pendekatan BNC untuk merangkul user baru aplikasi neonank juga inovatif dan kreatif. Hal ini dilakukan dengan menjangkau kalangan underserved dan unbanked. Untuk diketahui, terdapat sekitar 40-50 persen penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori tersebut.

“Nah, itu ternyata setelah kita pelajari bukan salah customer-nya, tapi memang mekanisme perbankan selama ini yang ada memang sedikit banyak tanpa sadar mengecualikan mereka,” ujar Tjandra. 

Untuk menjangkau kalangan tersebut, BNC menawarkan fleksibilitas dalam berbagai produk perbankannya. Misalnya, nasabah sudah bisa membuka deposito dengan setoran minimum Rp200 ribu, jauh lebih longgar ketimbang banyak bank lain yang mensyaratkan setoran minimum cukup tinggi.

“Nah di situ kami masuk menawarkan, mencoba menjangkau buat semua kalangan, bisnis, kebutuhan. Jadi siapa pun, di mana pun teman-teman kami mencoba menjangkau buat semua. Karena kerinduan kami adalah dengan kami bertransformasi, angka underserved dan unbanked ini di Indonesia turun. Hal inilah yang mendasari BNC untuk kemudian meluncurkan kampanye #BuatSemua yang saat ini sedang berjalan,” kata Tjandra.

BNC sendiri mensponsori film "Srimulat: Hil Yang Mustahal" yang diproduksi IDN Pictures. Tjandra mengatakan BNC melihat ternyata 70-80 persen demografi pengguna BNC masih berkutat di daerah Jawa dan sekitarnya, sedangkan BNC ingin menjangkau daerah-daerah lain.

“Caranya gimana? OK, lewat film Srimulat. Brand Srimulat sudah menjadi ikon di Indonesia. Nah, kami menyadari kalau mau menjadi ikon bank digital di indonesia. OK, bagaimana kalau kita kolaborasi dengan ikon dan legenda komedi di Indonesia yang dikenal oleh seluruh masyarakat? Jadi, kurang lebih ekspektasi kami seperti itu. Kami ingin menjangkau semuanya,” ujar Tjandra. (WEB)

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Prabowo Ingin Memastikan Danantara Sesuai Aturan yang Berlaku
Viral Pertamax Diduga Sebabkan Kerusakan Mesin, Pertamina Minta Maaf
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Menteri Perindustrian RI Tolak Proposal Investasi Apple US$100 Juta
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Unilever Resmi Jual Bisnis Es Krim ke Magnum Rp7 Triliun