Berkat Digitalisasi di E-commerce, Omzet UMKM Naik hingga 40% 

Digitalisasi perluas pasar UMKM.

Berkat Digitalisasi di E-commerce, Omzet UMKM Naik hingga 40% 
Biji kopi di karung. (ShutterStock/Visual Intermezzo)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pengembangan bisnis UMKM lokal sejatinya harus didukung dengan masifnya kemajuan teknologi. Untuk itu, pelaku UMKM diharapkan bisa beradaptasi secara digital guna menjangkau lebih banyak pelanggan. 

Proses digitalisasi nyatanya tidak hanya membantu UMKM untuk menjangkau lebih banyak pembeli, melainkan bisa membawa bisnis UMKM lokal ke jenjang yang lebih profesional. Salah satu upaya digitalisasi yang bisa dilakukan oleh UMKM ialah memanfaatkan platform e-commerce.  

Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), Berry Fauzi mengatakan, UMKM banyak memanfaatkan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya di masa pandemi. Hal tersebut juga tertuang dalam laporan MSME Empowerment Report, 2022

 “Sebanyak 40 persen UMKM menggunakan media sosial, 38 persen menggunakan instant messaging, menggunakan e-commerce 13 persen, dan ride hailing 5 persen,” kata Berry melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (22/5). 

Namun demikian, tak jarang banyak pelaku UMKM yang masih mengalami beberapa kendala saat mengakses digital. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DSInnovate kepada 1.500 pemilik UMKM, ditemukan beberapa kendala yang dialami oleh UMKM.  

Survei menunjukan bahwa 30,9 persen UMKM kesulitan dalam mengadopsi digital. Sedangkan 70,2 persen pemilik UMKM bermasalah saat melakukan pemasaran produk. Permasalahan lainnya ialah berkaitan dengan akses permodalan  yang mencapai 51,2 persen, masalah pemenuhan atau persediaan bahan baku sebesar 46,3 persen. 

Adaro dan Tokopedia gelar pelatihan bagi UMKM

TokoCabang milik Tokopedia. (Sumber: Tokopedia)

Guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi para UMKM ini, Pemerintah hingga pihak swasta gencar berkolaborasi dan mendukung program dukungan terhadap UMKM lokal, termasuk program pelatihan hingga pendampingan. 

Hal tersebut turut dilakukan oleh Adaro Energy Indonesia bersama dengan Tokopedia yang telah melakukan pelatihan usaha kepada pelaku usaha wilayah Kalimantan. Pada program ini, pelaku usaha binaan Adaro mendapatkan pelatihan dan pendampingan intensif melalui Filantra Indonesia tentang kiat mengembangkan usahanya secara online melalui platform Tokopedia selama 3 bulan. 

Salah satu pelaku UMKM yang menerima manfaat dari pelatihan tersebut ialah Arsani selaku Pemilik Kopi Pasak Bumi asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Arsani mengaku bersyukur dapat menyerap setiap pengetahuan yang disampaikan saat pelatihan. 

"Setelah mengikuti pelatihan dari Adaro dan Tokopedia, peningkatan omzet hampir 40 persen. Sebelumya produksi sekitar 300kg/bulan sekarang 500kg lebih per bulannya," kata Arsani.  

Melalui pelatihan Adaro dan Tokopedia, Arsani juga mempelajari banyak hal termasuk cara membuat foto, deskripsi, hingga meng-upload produk. Kemudian memperhatikan stok, serta kecepatan pengiriman, dan cara mengambil saldo di Tokopedia.

Digitalisasi perluas pasar UMKM

Ilustrasi minuman kopi. (ShutterStock/DONOT6_STUDIO)

Arsani menceritakan, Kopi Pasak Bumi telah berdiri sejak 2014. Produknya sangat diminati masyarakat bahkan sempat dijual ke beberapa toko ritel, seperti di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.  

Namun, produk buatannya sempat terhenti karena belum memiliki sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kala itu. Padahal, sebagai produk pangan berkhasiat, namun Arsani wajib mengantongi izin dari lembaga tersebut.  

Kini, berkat dukungan dari Pemerintah Daerah melalui program bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal secara dan BPOM gratis dan produk-produk dari Arsani sudah bebas beredar di pasaran. 

Menurut Arsani, setelah dirinya mengantongi sertifikat BPOM dan belajar berjualan di platform digital, produknya semakin dikenal luas masyarakat. Dahulu, produknya hanya dikenal di wilayah Tabalong saja, tetapi kini sudah merambah ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, hingga ke Pulau Jawa.  

Meski sudah terbilang cukup maju dibanding sebelumnya, Arsani masih terus mengantisipasi setiap tantangan di tengah persaingan dengan sejumlah UMKM lainnya. Baginya, selalu ada peluang baru ke depan. 

“Saya sendiri bukanlah seorang pebisnis namun saya bisa menciptakan orang yang membuat bisnis agar bisnis tetap berjalan tanpa harus ada saya didalamnya,” tutup Arsani.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024