Catat Laba Bruto Rp58,4 miliar, IKAI Optimis Bisnis Tetap Positif

Ini strategi IKAI genjot bisnis.

Catat Laba Bruto Rp58,4 miliar, IKAI Optimis Bisnis Tetap Positif
Jajaran Direksi PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI)/Dok IKAI
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) mencatatkan pendapatan senilai Rp 109,9 miliar pada kuartal II-2023, naik dari Rp 108,8 miliar pada 30 Juni 2022. 

Perusahaan juga berhasil menekan beban pokok dari semula Rp 60,8 miliar pada Juni 2022 menjadi Rp 51,4 miliar di Juni 2023. Sehingga, laba bruto perseroan naik dari Rp 48,01 miliar pada Juni 2022 menjadi Rp 58,4 miliar di Juni 2023. 

Presiden Direktur IKAI Yohas Raffli mengatakan, perseroan optimistis bisnisnya masih positif di tengah kondisi global dan nasional serba menantang. Perusahaan akan mendorong seluruh lini usaha untuk terus mengoptimalkan kinerja operasional demi memaksimalkan keuntungan. 

"Selama di kuartal II tahun ini bisnis manufaktur agak menurun. Namun bisnis dari lini usaha hospitality malah berkontribusi jauh lebih baik. Di sisi lain, perusahaan terus menggenjot efisiensi untuk memaksimalkan capaian keuntungan," kata Yohas melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (3/8).

Ini strategi IKAI genjot bisnis

Ilustrasi lini usaha IKAI/Dok IKAI

Menurut Yohas, perseroan memiliki strategi dengan menggenjot keuntungan dengan tiga lini usaha yang berdampingan. Dengan demikian, saat satu lini usaha agak menurun, lini usaha lain justru melesat. IKAI sendiri merupakan emiten investasi yang memiliki tiga lini usaha, yakni manufacturing, perhotelan, dan property development. 

Peluang ini yang terus dimanfaatkan perseroan demi memaksimalkan posisi keuangan dan melangkah di tengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan. Manajemen perusahaan pun telah dan akan mengeksekusi prioritas-prioritas strategis yang telah tersusun dalam rancangan kerja (roadmap) jangka panjang. 

Di periode yang sama, perusahaan berhasil melakukan efisiensi bisnis dengan menekan beban operasional. Hal ini terlihat dari beban penjualan yang berhasil ditekan dari Rp 4,72 miliar menjadi Rp 4,38 miliar di kuartal II-2023. 

"Kendati masih tertekan, perseroan berhasil mencatatkan laba usaha Rp 1,39 miliar dari sebelumnya masih rugi Rp 3,94 miliar," kata Yohas. 

Yohas menjelaskan, tahun ini merupakan momentum kenaikan usaha perhotelan. Ia menambahkan, progres pertumbuhan bisnis perhotelan disebabkan beberapa faktor, khususnya libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1444H pada April lalu. Ditambah selepas pandemi Covid-19, Yohas menilai masyarakat menjadi lebih bergairah untuk memanfaatkan waktu liburan mereka. 

Faktor lainnya disebutkan pada setiap anak usaha perhotelan, akan melakukan key initiative baru, yaitu penambahan fasilitas dari setiap ruang yang tersedia untuk meningkatkan pendapatan selain okupansi kamar hotel.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya