Jakarta, FORTUNE – Grup perbankan global asal Amerika Serikat (AS), CitiGroup Inc., bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran mulai November 2023.
Tidak tanggung-tanggung, sejumlah jabatan penting seperti direktur pelaksana, kepala staf, hingga karyawan staf dikabarkan bakal terkena dampak PHK tersebut.
Hal tersebut dikabarkan CNBC yang dilansir berdasarkan memo berisikan informasi terkait PHK massal yang disampaikan oleh CEO Citigroup Jane Fraser pada 13 September 2023. Dalam memo tersebut, Fraser akan menentukan persentase dan bagian mana saja karyawan yang akan terkena PHK.
Fraser, yang menjabat CEO sejak Maret 2021, seakan harus memutar otak agar mampu mempertahankan kinerja Citibank di tengah tingginya beban operasional karyawan.
Untuk itu, PHK massal dinilai menjadi jalan pintas agar mempertahankan bank besar ini.
Seperti diketahui, Citigroup memiliki 240.000 karyawan di seluruh jaringan global. Lantas, dengan adanya PHK massal ini, akankah bakal berdampak ke Indonesia?
Citi Indonesia belum berdampak terhadap kebijakan PHK group
Menanggapi hal tersebut, CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, menjelaskan bahwa saat ini kebijakan grup belum begitu berdampak terhadap jumlah karyawan perusahaan. Namun demikian, pihaknya tidak menampik jika kebijakan restrukturisasi melalui PHK tersebut dilakukan di kemudian hari.
“Pengumuman tentang restructuring atau repositioning untuk global, dan itu dampaknya belum begitu terasa di Indonesia. Di sini kami commit untuk tumbuh,” kata Batara saat ditemui di Hotel Ayana Midplaza Jakarta, (13/11).
Dia menambahkan meski bisnis konsumer Citi Indonesia tengah dalam proses pengalihan ke UOB Indonesia, tapi karyawannya di bisnis konsumer akan turut bertransisi menjadi karyawan UOB Indonesia secara bertahap.
Bisnis kartu kredit Citi Indonesia ini mulai dialihkan ke UOB Indonesia pada 18 November 2023.
Ini fokus Citi Indonesia usai menjual bisnis kartu kredit ke UOB
Batara juga menambahkan, meski bisnis consumer banking termasuk kartu kredit dan wealth management telah dijual ke UOB, namun pihaknya masih memiliki bisnis institutional banking. Dengan demikian, Citi Indonesia akan tetap berkomitmen dan fokus untuk melayani para klien institusional baik secara lokal, regional, maupun global.
“Dengan demikian, kalau schedule berhasil, Citi Indonesia akan beroperasi di 6 lini bisnis utama di lini institutional banking,” kata Batara.
Batara kembali menambahkan, keenam fokus segemen bisnis yang akan digarap tersebut ialah invesment banking, corprorate banking, commercial banking, treasury and trade solution atau transtraction banking, market trading treasury, hingga security service.