Jakarta, FORTUNE - CEO TikTok Shou Zi Chew menjadi sorotan publik setelah mengikuti sidang Kongres Amerika Serikat (AS), Kamis (23/3) lalu. Chew dicecar banyak pertanyaan oleh parlemen AS itu selama kurang lebih lima jam, terkait perlindungan data pengguna aplikasi TikTok.
Pengguna TikTok sendiri di AS, lebih dari 150 juta pengguna aktif. Parlemen AS khawatir mengingat hubungan kurang baik AS dan China selama ini.
Upaya Chew untuk menekankan bahwa perusahaannya bukan bagian dari pemerintah China tampaknya tidak dihiraukan. Banyak anggota Kongres menyela kesaksian Chew dan mengatakan bahwa mereka tidak mempercayainya.
"Kepada orang Amerika yang menonton hari ini, dengarkan ini, TikTok adalah senjata oleh Partai Komunis China untuk memata-matai Anda, memanipulasi apa yang Anda lihat, dan mengeksploitasinya untuk generasi mendatang," kata Rep McMorris Rodgers sebagai Anggota Kongres dalam sidang tersebut.
Jadi warga negara Singapura dan pernah latihan militer di Kalimantan
Chew diketahui merupakan warga negara Singapura. Lahir pada 1 Januari 1983, ia tinggal dan besar di Singapura. Namun Chew dicurigai netizen telah berbohong kepada publik terkait kewarganegaraannya.
Seorang pengguna Twitter bernama @003carrierfan disertai dengan unggahan video TikTok pernah mempertanyakan apakah Chew Shou Zi pria memang asli orang Singapura atau tidak, karena dari cara bicaranya ia terkesan berasal dari daratan China. Namun, pertanyaan itu sempat dibalas Chew bahwa dirinya bukan orang China melainkan Singapura.
Pria berusia 40 tahun itu merupakan anak dari seorang pekerja konstruksi dan ibu dari bidang pembukuan. Dia belajar di Institusi Hwa Chong, dan sempat berkuliah di University College London pada 2006 dengan gelar sarjana ekonomi. Kemudian, Chew meraih gelar MBA di Harvard Business School.
Chew juga pernah hidup di Kalimantan untuk menjalani wajib militer (wamil) yang diadakan oleh pemerintah Singapura. Saat itu, ia hidup di hutan Kalimantan selama lima hari. Chew akhirnya berhasil menjadi seorang perwira militer saat wamil tersebut.
Ini jejak karier dari Chew
Chew mempunyai portofolio mentereng sebelum duduk jadi orang nomor 1 di TikTok. Dia tercatat pernah bekerja di Facebook. Dia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan besar kelas dunia. Ia juga pernah menjadi bankir investasi selama dua tahun di Goldman Sachs dan bekerja di perusahaan investasi milik miliarder Yuri Milner bernama DST. Di DST dia bekerja selama lima tahun. Pada 2013, dia memimpin tim investor awal untuk ByteDance.
Chew juga pernah menjabat sebagai CFO di Xiaomi pada 2015 dan tiga tahun kemudian membantu perusahaan tersebut go publik. Setelah empat tahun menjabat CFO, Chew juga mengisi posisi presiden bisnis internasional Xiaomi.
Pekerjaannya bertambah setelah dia menggantikan posisi Kevin Mayer yang mundur dari kursi CEO Tiktok. Kevin Mayer berhenti setelah tiga bulan berada di jabatan tersebut, karena tekanan dari anggota parlemen soal risiko keamanan. Akhirnya pada November 2021, Chew berfokus mengurusi Tiktok. Dia juga meninggalkan posisinya sebagai CFO Bytedance. Namun posisinya di Tiktok pun tak terlalu berpengaruh kepada seluruh operasional perusahaan.
Pada minggu lalu (23/3), Shou Zi Chew duduk di depan Kongres untuk membela TikTok dari klaim mata-mata saat Kongres dan Presiden Biden mempertimbangkan potensi larangan AS. “Kami berkomitmen untuk menjadi sangat transparan dengan pengguna kami tentang apa yang kami kumpulkan. Saya tidak percaya apa yang kami kumpulkan lebih dari kebanyakan pemain di industri ini,” kata Chew kepada Komite Energi dan Perdagangan DPR.