Pengusaha: Pemerintah Seharusnya Dorong Transaksi, Bukan Tarif PPN

Industri ritel alami dua pukulan berat saat pandemi.

Pengusaha: Pemerintah Seharusnya Dorong Transaksi, Bukan Tarif PPN
Ketua Dewan HIPPINDO dan CEO SOGO Indonesia Handaka Santosa pada Acara Fortune Indonesia Summit 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah telah melakukan penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen yang mulai berlaku tanggal 1 April 2022. Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Handaka Santosa menyebut kebijakan tersebut akan sedikit menggerus upaya masyarakat untuk berbelanja. 

"Bayangkan, konsumen kita selama ini beli barang ada PPN 10 persen, sekarang jadi 11 persen. Jadi minat belanja masyarakat jadi berkurang lagi," kata Handaka dalam acara Fortune Indonesia Summit (FIS) 2022 yang dihelat di The Westin Jakarta, Rabu (18/5). 

Dari pandangan pelaku usaha, lanjut Handaka, Pemerintah sepatutnya bisa untuk tidak menaikan PPN. Sebab, kenaikan PPN tersebut akan berdampak terhadap konsumsi masyarakat. Pelaku usaha pun mengusulkan, agar mendorong konsumsi masyarakat sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional.

"Sebagai pelaku usaha, kita lihat tidak perlu naikan PPN, tapi volume bisnis bisa ditingkatkan. Ujung-ujungnya PPN yang akan disetorkan ke Pemerintah akan lebih besar," kata Handaka. 

Industri ritel alami pukulan berat saat pandemi

Pada acara yang diisi oleh lebih dari 30 pembicara ini Handaka juga menyatakan, pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran tersendiri bagi industri ritel. Bahkan, dirinya menyebut, pandemi Covid-19 memberikan 'dua pukulan' besar ke industri ritel saat adanya pembatasan sosial di masyarakat. 

"Dalam 2 tahun ini ada dua pukulan yang sangat berat bagi ritel. Tahun 2020 Maret hingga Juni. Dan pada Juli hingga Agustus 2021. Di situ sangat sulit dari kita," kata Handaka. 

Sebagai informasi saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka konsumsi rumah tangga Indonesia terkontraksi sebesar 2,63 persen pada tahun 2020 .

Kuartal I-2022 ritel kembali bangkit

Meski demikian, CEO SOGO ini optimis industri ritel bakal kembali pulih dan menggiat di kuartal I-2022 seiring dengan pemulihan ekonomi. Oleh karena itu Handaka menyebut, indusrtri ritel harus bersiap dalam menghadapi pemulihan tersebut dengan digitalisasi hingga penguatan tim untuk meningkatkan penjualan. 

Riset Mandiri Institute, minat belanja masyarakat mencapai level tertinggi sepanjang pandemi di awal kuartal I/2022. 

Berdasarkan data Mandiri Spending Index (MSI), minat belanja masyarakat mencapai level tertinggi pada minggu pertama Januari, yang tumbuh sebesar 31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di Januari dan 16 persen yoy sepanjang Februari 2022.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya