Kontestasi Tahun Politik, Developer Properti Masih Wait and See?

Pendapatan developer diramal terkontraksi saat tahun politik

Kontestasi Tahun Politik, Developer Properti Masih Wait and See?
ilustrasi arsitektur rumah modern (dok. architecturaldesigns)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tak terasa tahapan tahun politik sudah mulai berlangsung yang ditandai dengan pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden pada Oktober 2023 lalu. Sejumlah industri pun bersiap untuk menyambut peluang hingga tantangan kontestasi tersebut, tak terkecuali bagi industri properti.

Head of Research 99 Group, Marisa Jaya menyebutkan bahwa tahun politik banyak diantisipasi oleh para pelaku industri properti. Bahkan, tak jarang para pengembang atau developer properti melakukan wait and see dalam menghadapi tahun 2024 mendatang.

“Memang korelasi momen politik cukup tinggi, karena tadi, stakeholder wait and see. Terutama kalau pengembang juga menargetkan investor, karena investor sangat peka ya dengan situasi politik suatu negara, bahkan kondisi global pun mereka peka,” kata Marisa saat ditemui di Jakarta, Rabu (8/11).

Pendapatan developer diperkirakan terkontraksi saat tahun politik

Ilustrasi penyaluran kredit perumahan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Marisa bahkan menyampaikan, himpunan data pendapatan 8 pengembang nasional terkemuka di Indonesia didapatkan bahwa terjadi penurunan pendapatan saat tahun politik pada tahun 2014 dan 2019 yang lalu. Kondisi tersebut tentu harus diantisipasi oleh para pelaku industri.

“Kami menyimpulkan bahwa tahun politik mendatang merupakan tahun yang perlu diantisipasi para pemangku kepentingan, termasuk di sektor properti. Namun, dengan melihat preseden yang terjadi di periode tahun politik sebelumnya, kontraksi pendapatan memang terjadi namun kemungkinannya relatif ringan jika dibandingkan saat pandemi. Dan dampak yang terasa umumnya hanya terjadi dalam tahun politik tersebut dan akan kembali pulih setelah tahun politik selesai,” katanya.

Meski demikian, dirinya memandang nuansanya pemilihan presiden 2024 mendatang sangat sejuk sehingga diharapkan tidak memberikan dampak yang negatif terhadap industri. “Karena kalau kita lihat penurunan revenue di tahun 2014 dan 2019 itu penurunannya lebih jauh di 2019, karena nuansa politiknya cenderung tidak terkontrol. Jadi semoga tahun politik kali ini tidak terlalu (intens) ya,” jelasnya.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan dampak pandemi yang terjadi di tahun 2020, kontraksi pendapatan yang terjadi di tahun politik relatif ringan. Ia menyebut, pada saat Covid-19, pengembang mengalami penurunan pendapatan hingga 13 persen. Namun, industri properti cukup kuat–berhasil pulih serta mengalami lonjakan pertumbuhan positif sebesar 25,6 persen pada tahun 2021.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024