Jakarta, FORTUNE - PT Amman Mineral Internasional Tbk (Amman) melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sedang menyelesaikan proses komisioning smelter Tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau menjelaskan, hingga 31 Mei 2024, kemajuan proyek strategis nasional ini telah mencapai 95,5 persen.
“Proyek smelter AMMAN kini tengah berada dalam proses komisioning, yang direncanakan akan berlangsung selama lima bulan sejak awal Juni. Salah satu tahap dalam proses komisioning tersebut adalah masuknya konsentrat tembaga sebagai feed smelter. Sementara itu, produksi katoda tembaga pertama dari smelter dijadwalkan pada kuartal keempat tahun 2024,” jelas Rachmat Makkasau melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (15/7).
Smelter Sumbawa mampu produksi 222 ribu ton katoda tembaga
Smelter ini dirancang memiliki kapasitas input terpasang sebesar 900.000 ton konsentrat per tahun (ktpa). Selain itu, smelter ini akan menghasilkan produk akhir berupa 222.000 ton katoda tembaga per tahun (tpa), serta asam sulfat, emas batangan, perak batangan, dan selenium.
Ia menambahkan, saat ini konstruksi fisik dan mechanical completion telah selesai, dan progres smelter menyisakan 5 persen lagi, yang melewati tahapan komisioning yang tengah dalam proses.
Proses komisioning yang dimulai pada awal Juni 2024 ini dilakukan melalui berbagai tahapan pengujian peralatan dan infrastruktur akan dilakukan untuk memastikan semua sistem berfungsi optimal sebelum memulai produksi komersial.
Kontribusi AMNT terhadap PDRB Sumbawa Barat capai 82%
Pada tahun 2023, kontribusi AMNT terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat mencapai 82 persen menegaskan pentingnya peran perusahaan ini dalam perekonomian daerah.
Dalam menggarap pembangunan smelter ini, Emiten Tambang ini bekerja sama dengan kontraktor internasional, termasuk China Non-ferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co., Ltd (NFC) dan PT Pengembangan Industri Logam (PT PIL), untuk memastikan proyek smelter ini memenuhi standar global dalam waktu yang tepat. Proyek ini diharapkan menjadi salah satu fasilitas peleburan double-flash tercepat yang dibangun di luar Tiongkok.
Seiring dengan upaya pembangunan smelter, AMNT juga meraih prestasi penting dalam bidang pengamanan. Perusahaan ini baru-baru ini memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Pengamanan Objek Vital Nasional (SMP Obvitnas) dari Mabes Polri, dengan kategori Gold dan nilai kepatuhan mencapai 90,44 persem. Sertifikasi ini diberikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2004 dan Peraturan Kepolisian Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019, yang mengatur tentang pengamanan objek vital nasional.
Sertifikasi ini merupakan hasil dari proses audit yang menyeluruh, mencakup lima aspek utama dalam elemen pengamanan, yaitu komitmen dan kebijakan, pola pengamanan, konfigurasi pengamanan, kemampuan pelaksanaan pengamanan, serta monitoring dan evaluasi.