Biaya overhead adalah salah satu jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan. Sebenarnya, biaya tersebut tidak bersinggungan langsung dengan aktivitas produksi. Akan tetapi, jenis biaya tersebut tetap harus dicantumkan dalam anggaran.
Lantas, apa itu biaya overhead? Bagaimana cara menghitung biaya overhead? Simak selengkapnya pada artikel berikut ini.
Apa itu biaya overhead?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, biaya overhead adalah jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi tidak berhubungan dengan proses produksi. Meskipun begitu, biaya tersebut juga menjadi penjamin lancarnya kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan.
Jadi, biaya overhead merupakan pengeluaran lainnya dalam sebuah perusahaan, di luar dari biaya produksi dan upah karyawan.
Fungsi biaya overhead
Meski terlihat sepele, biaya overhead atau disebut juga overhead cost ini memiliki peran penting bagi perusahaan. Berikut ini fungsi dari biaya overhead:
1. Sebagai estimasi anggaran dari setiap divisi
Setiap divisi dalam perusahan memiliki biaya overhead masing-masing. Biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dari tiap divisi tersebut.
Dengan adanya jenis biaya tersebut akan memudahkan bagian keuangan untuk mengoreksi, menganalisa, serta menyusun ulang proposal anggaran sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Mengontrol pengeluaran untuk nonproduksi
Fungsi overhead cost lainnya untuk mengontrol pengeluaran biaya nonproduksi. Akan tetapi, biaya overhead menjadi komponen biaya yang rawan untuk disalahgunakan. Walau begitu, dengan perhitungan akurat dari divisi keuangan semua bisa teratasi.
3. Dasar penyusunan strategi sebuah perusahaan
Sebenarnya, biaya biaya overhead sama pentingnya dengan jenis biaya pengeluaran lainnya. Bahkan, dalam kondisi tertentu bisa menjadi biaya yang krusial.
Misalnya, sebuah perusahaan menggunakan layanan agensi untuk meriset produk. Biaya tersebut tidak tercantum dalam aktivitas produksi. Maka, perusahaan bisa menggunakan biaya overhead untuk membayarnya.
4. Mengurangi sektor overhead yang tidak prioritas
Biaya overhead dapat membantu divisi keuangan untuk mengurangi sektor overhead cost yang sekiranya tidak diperlukan. Dengan begitu, biaya overhead akan lebih efektif dan efisien.
Jenis biaya overhead
Terdapat tiga jenis biaya overhead pabrik yang perlu Anda ketahui, antara lain:
1. Biaya overhead variabel
Jenis biaya ini jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan intensitas aktivitas perusahaan. Biasanya, perusahaan akan menyesuaikan pengeluaran sesuai dengan strategi yang sedang digunakan.
Contohnya, biaya jasa agensi, biaya periklanan, alat tulis kantor, dan lain sebagainya.
2. Biaya overhead tetap
Biaya overhead tetap jumlahnya tidak berubah-ubah setiap kali pembayaran. Contoh dari biaya ini, yakni pajak, biaya sewa, gaji pegawai nonproduksi, dan lain sebagainya.
3. Biaya variabel mixed
Jenis biaya ini merupakan gabungan dari biaya overhead variabel dan tetap. Adapun karakteristiknya adalah nominalnya lebih bervariasi sesuai dengan kegiatan perusahaan.
Akan tetapi, jika tidak ada kegiatan, perusahaan tetap melakukan pembayar minimum atas biaya overhead tersebut.
Contoh biaya overhead
Adapun contoh biaya overhead yang biasanya dikeluarkan oleh perusahaan, di antaranya:
- Biaya asuransi
- Tagihan listrik/telepon/air
- Alat tulis kantor
- Biaya pemasaran
- Adanya kegiatan khusus
- Bonus/komisi
- Depresiasi.
Cara menghitung biaya overhead
Berikut ini cara menghitung biaya overhead yang bisa diterapkan pada perusahaan, simak langkah-langkahnya:
1. Membuat biaya overhead tiap divisi
Langkah pertama adalah membuat anggaran biaya overhead per divisi. Dengan begitu, Anda bisa menganalisa kebutuhan masing-masing divisi satu per satu.
2. Membuat estimasi biaya overhead secara keseluruhan
Setelahnya, Anda bisa mengumpulkan keseluruhan biaya overhead tersebut dan membuat analisa budgetnya. Hal ini merupakan wewenang dari divisi keuangan atau pemilik perusahaan.
3. Membuat persentase
Langkah terakhir adalah membuat persentase dan pembagian biaya overhead setiap divisi sesuai dengan ukurannya.
Jadi, biaya overhead adalah jenis biaya pengeluaran yang menjadi dasar dalam anggaran perusahaan. Meskipun tidak berhubungan dengan aktivitas produksi, tetapi jenis biaya ini wajib dianggarkan.