Jakarta, FORTUNE - E-commerce yang didukung oleh konglomerasi Grup Djarum, Blibli (PT Global Digital Niaga), dikabarkan akan melakukan penawaran saham perdana atau IPO tahun depan. Benarkah Blibli akan menyusul Bukalapak yang sudah masuk bursa?
Mengutip Bloomberg, Jumat (27/8), Blibli disebut telah menunjuk penasihat IPO di Jakarta, yakni Morgan Stanley dan Credit Suisse Group AG. Sejumlah bank juga berpotensi masuk ke jajaran penasihat, menurut narasumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Dia menambahkan, ukuran IPO bergantung pada bisnis yang perusahaan libatkan. Untuk saat ini, perundingan rencana debut saham itu masih berada di tahap awal.
1. Tanggapan Blibli Terkait Kabar IPO
Kepada Fortune Indonesia, VP Public Relations Blibli, Yolanda Nainggolan, mengaku terbuka dengan opsi untuk memperluas ekosistem bisnisnya. Lantas, apakah IPO akan menjadi opsi yang mereka pilih untuk pengembangan bisnis?
Menyoal itu, Yolanda mengatakan, “kami tidak dapat mengomentari rumor dan spekulasi yang beredar.”
Blibli saat ini berfokus pada proses berkelanjutan yang dapat mendukung perkembangan, bukan hanya sekadar bertahan. “Untuk itu, hingga kini kami masih beroperasi dengan model pendanaan yang ada,” katanya melalui pesan tertulis.
Perwakilan Credit Suisse juga menolak menanggapi. Sedangkan, juru bicara Morgan Stanley tak segera menjawab permintaan berkomentar.
Sebagai informasi, PT Global Digital Niaga adalah anak perusahaan digital Grup Djarum. Perusahaan bermitra dengan mitra logistik, mitra bisnis, serta menyediakan platform belanja online untuk para konsumen dengan dukungan sayap ventura Grup Djarum, GDP Venture.
Saat ini, perusahaan didukung oleh lebih dari 100 ribu mitra usaha dan menawarkan produk dari 20 kategori. Distribusi barang Blibli terbantu 20 gudang barang, 32 hub di kota-kota besar, serta kerja sama dengan 27 perusahaan logistik.
2. Prospek Respon Pasar terhadap IPO Blibli dan Perusahaan Teknologi
Saat Bukalapak resmi mendebutkan saham di BEI pada Juli 2021, perusahaan itu meraup US$1,5 miliar. Menurut Blomberg, itu melampaui IPO bernilai US$1,3 miliar torehan PT Adaro Energi pada 2008.
Menurut Analis Panin Sekuritas, William Hartanto, pasar akan tertarik jika Blibli IPO. Apalagi, imbuhnya, sekelompok spekulan akan mengambil kesempatan berinvestasi di saham IPO. “Ya masih ramai seperti IPO pada umumnya, menguat pada hari pertama listing,” ujarnya.
Lalu, apakah nama Grup Djarum akan membawa dampak tersendiri jikalau Blibli benar-benar melantai di bursa pada tahun depan? Menyoal itu, William berkata, “belum tentu ada efek dari nama Djarum.”
3. Respons Bursa Efek Indonesia (BEI) Soal IPO Blibli
Apakah kabar ini sudah terdengar oleh BEI? Jawabannya, pIhak BEI belum beroleh informasi soal rencana IPO Blibli secara langsung.
Akan tetapi, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna "menyambut rencana IPO itu dan siap berdialog dengan para pemilik, pendiri, dan manajemen perusahaan.”
4. Niat IPO Para Perusahaan Teknologi
Selain Blibli, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo juga telah mengumumkan rencana pencatatan saham ganda (dual listing) di Amerika Serikat dan Indonesia. Namun, waktunya belum pasti.
“(Masing-masing dari) Gojek dan Tokopedia sudah menyiapkan IPO sebelumnya, dan sudah ada iktikad ke sana. Pas kami merger, tinggal rencananya dilanjutkan bersama-sama,” begitu kata Andre kepada Fortune Indonesia, Sabtu (17/7).
Taveloka juga sempat dikabarkan akan masuk ke bursa pada 2021 ini.