Dalam 3 Tahun, Mantan Istri Bezos Donasi Hampir 40% Hartanya

Total donasi filantropi MacKenzie Scott sekitar US$14,1 M.

Dalam 3 Tahun, Mantan Istri Bezos Donasi Hampir 40% Hartanya
MacKenzie Scott, miliarder yang juga mantan istri Jeff Bezos. (EVAN AGOSTINI—INVISION/AP)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Miliarder dan salah satu perempuan terkaya di dunia, MacKenzie Scott telah menyumbang US$14 miliar dari hartanya untuk kegiatan Filantropi selama beberapa tahun ini. Bahkan masih berlanjut hingga kini.

Sepanjang 2023 saja, berdasarkan catatan Chronicle of Philantropy yang dilansir dari Fortune.com, ada 17 organisasi nirlaba yang mengumumkan menerima donasi tak terbatas dari Scott, tepatnya lewat dana Yield Giving-nya. Secara akumulatif, jumlahnya mencapai US$97 juta, dengan rata-rata donasi di rentang US$1 juta-US$15 juta.

Adapun, hampir 50 persen di antaranya Scott salurkan ke badan amal yang fokus pada PAUD (pendidikan anak usia dini) dan pengembangan anak usia dini.

Dalam angka, total donasi filantropi dari mantan istri Jeff Bezos itu mencapai US$14,1 miliar ke 1.621 yayasan amal sejak 2020 lalu. Jika mengacu pada data Bloomberg Billionaires Index, maka angka donasi itu setara 39,05 persen dari estimasi kekayaan bersihnya, yakni US$36,1 miliar.

Apakah donasi para miliarder dermawan membutuhkan privasi?

Poin lain dari donasi rutin oleh Scott, yakni: ia berhenti mengumumkannya. Tujuannya, agar publik lebih fokus pada yayasan amal dibandingkan dirinya. Untuk itu, ia pun menyerahkan keputusan publikasi donasi kepada badan amal. 

Namun, keputusan untuk tak mengumumkan donasi seperti yang Scott lakukan menuai pro dan kontra. Pemimpin Center for High Impact Philantropy dari Universitas Pennsylvania, Katherina Rosqueta mengatakan, itu bukan hal baru. 

Sejumlah donatur kaya memang menyalurkan donasi secara anonim karena menginginkan privasi, juga ingin publik lebih fokus pada kegiatan dari organisasi nirlaba yang mereka sokong, seperti Scott. Di sisi lain, ada juga yang rela mengorbankan privasi. Dengan harapan, itu akan mendorong rekan-rekan mereka untuk turut mensponsori badan amal yang mereka sokong.

Menurut Rosqueta, kasus yang Scott alami terbilang unik. Karena sebagian kekayaannya berasal dari sahamnya di Amazon, salah satu raksasa teknologi global. Ia mengatakan, selalu ada taipan yang memilih diam mengenai donasinya, yang memilih memberikan hibah tanpa batasan, yang yayasannya terpercaya.

"Tapi apa yang terjadi pada MacKenzie Scott mungkin versi dengan profil tertinggi dari itu. Lalu, karena tingkat kekayaannya, ia mampu memberikan dalam skala dan kecepatan yang tak bisa dilakukan oleh pihak yang sudah menerapkan praktik serupa," jelasnya, sebagaimana dilansir dari Fortune.com.

Scott sendiri telah merilis situs web Yield Giving pada Desember 2022 demi menjawab tuntutan akan transparansi yang lebih baik. Di sana ditampilkan kelompok penerima hibah atau donasi. Bahkan, ada pula beberapa yang menampilkan jumlah donasinya. Tapi, informasinya belum diperbarui sejak tahun lalu.

Padahal, menurut Pejabat Philantropy Roundtable, Joanne Florino, secara menyeluruh, filantropi akan beroleh manfaat dengan adanya informasi lebih banyak tentang organisasi penerima dana hibah serta alasan mereka terpilih.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi