Jakarta, FORTUNE – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) baru mengakuisisi saham dua anak usaha PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), entitas milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Seperti apa profil kedua anak usaha KSI itu?
Keduanya, yakni PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI). Berdasarkan perjanjian, TPIA membeli 70 persen saham KDL dan 49 persen saham KTI milik KSI. Total nilai transaksi itu Rp3,24 triliun.
“Pembelian saham akan dilakukan setelah tiap pihak—KSI atau TPIA—sudah memenuhi prasyarat sesuai kesepakatan dalam CSPA (Conditional Shares Sale and Purchase Agreement),” kata Direktur Utama KSI, Agus Nizar Vidiansyah dalam keterbukaan informasi.
Aksi korporasi itu sejalan dengan pemenuhan kewajiban PTKS KSI sesuai perjanjian kredit restrukturisasi dengan kreditur. Juga untuk merealisasikan sinergi bisnis antara TPIA dan PT KS Grup.
Profil anak usaha KSI yang diakuisisi Chandra Asri
Di sisi lain, Chandra Asri mengakuisisi anak usaha KSI guna menyokong pertumbuhan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. “[Aksi korporasi ini] selaras dengan rencana ekspansi kompleks petrokimia kedua dan industri hilir berskala dunia,” kata Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra.
Kedua anak usaha KSI itu akan memainkan peran penting terhadap rencana tersebut. KDL misalnya, bergerak melayani pemintaan kebutuhan energi pelanggan di area Krakatau Industrial Estate. Sebelum memisahkan diri dari KRAS, KDL merupakan divisi di Direktorat Perencanaan. Tapi, pada 28 Februari 1996, KDL resmi menjadi Badan Usaha Mandiri.
Guna menjaga ketersediaan energi konsumen, KDL mendirikan PLTGU CCPP 120 megawatt, yang mulai aktif pada April 2015. Sejak itu, PLTU 400 mega watt miliknya pun pensiun. Di bidang energi baru dan terbarukan, KDL mulai mendirikan dan menjalankan PLTS rooftop 02 kWp pada Juli 2020.
Sementara itu, KTI bertanggung jawab menyediakan air bersih, air demin, dan jasa pengolahan air limbah guna menunjang kegiatan operasional grup. Sumber airnya berasal dari Sungai Cidanau, Danau Alam Rawa Dano.
Pengaliran airnya memanfaatkan pipa berdiameter 1,4 meter yang membentang 28 kilometer. Tapi, sebelum itu, air akan masuk Instalasi Pengolahan Air Krenceng yang berkapasitas 2.000 liter per detik. Setelah KTI memiliki Instalasi Pengolahan Air Cidanau dan Bendung Cipasauran pada 2018, kapasitas di instalasi wilayah itu mencapai 600 liter per detik.
KTI pun telah berekspansi ke bidang bisnis lain melalui sejumlah fasilitas, yakni: Instalasi Pengolahan Air Demin, Waste Water Treatment Plant dengan teknologi membrane, ultrafiltrasi, ion exchanger, dan biologis; serta Water Recycle Plant.