Jakarta, FORTUNE - Grup Modalku mengumumkan telah meraih Investasi ekuitas sebesar Rp398 miliar (US$25 juta) dari Cool Japan Fund (CJF), dana tabungan negara asal Jepang, Kamis (19/12).
Berbekal investasi baru itu, Grup Modalku akan memperkuat bisnis utama pembiayaan UKM (usaha kecil dan menengah) pada lima pasar operasionalnya, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Selain itu, platform pendanaan digital tersebut juga akan memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) untuk mendigitalisasi serta mengotomatisasi proses awal pemberian pendanaan.
Melalui investasi ini, Grup Modalku akan memulai kemitraan dengan CJF, yang akan mengoptimalisasi rekam jejak Grup Modalku dalam melayani UKM di Asia Tenggara guna menyediakan layanan keuangan yang mendukung perusahaan Jepang.
"Banyak bisnis yang kami layani di Asia Tenggara merupakan perusahaan Jepang, pemasok, dan/atau pelanggan mereka. Bersama CJF, kami berencana untuk memperkuat hubungan ini lebih lanjut," ujar Co-founder and Group CEO of Funding Societies, Modalku, Kelvin Teo, dalam keterangan resmi, Kamis (19/12).
Kemitraan ini akan memperkuat hubungan komersial antara perusahaan Jepang dan UKM lokal di Asia Tenggara, serta membantu meningkatkan permintaan global untuk produk dan layanan yang unik bagi gaya hidup serta budaya Jepang dengan mendukung ekspansi bisnis internasional perusahaan Jepang yang terlibat dalam penyediaannya.
Investasi ini merupakan kali pertama bagi CJF di perusahaan fintech Asia Tenggara.
"Dengan meningkatnya minat perusahaan Jepang yang mengarah ke Asia Tenggara, kami percaya bahwa kemitraan kami dengan Grup Modalku melalui investasi ini akan mendorong permintaan produk dan layanan Jepang di luar negeri," kata President and CEO of Cool Japan Fund, Kenichi Kawasaki, dalam keterangan yang sama.
Secara tahunan, investasi langsung yang dilakukan oleh Jepang di kawasan ASEAN rata-rata mencapai Rp296 triliun. Selain itu, terdapat sekitar 15.000 bisnis yang didirikan oleh perusahaan Jepang di wilayah ini.
Dalam survei pada 2024 oleh Japan Bank for International Cooperation, yang melibatkan 500 perusahaan Jepang, Asia Tenggara masuk dalam daftar sepuluh negara teratas yang dianggap menjanjikan untuk pengembangan bisnis internasional, dengan negara-negara Asia Tenggara mendominasi setengah dari daftar tersebut.