Ide Bisnis Ekspor Impor, Mau Coba yang Mana?

Beberapa barang prospektif untuk ide bisnis ekspor impor.

Ide Bisnis Ekspor Impor, Mau Coba yang Mana?
ilustrasi ekspor barang (pexels.com/Khunkorn Laowisit)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Apa saja ide bisnis ekspor impor yang dapat Anda eksplorasi? Kira-kira, sektor manakah yang berprospek cerah di tahun ini untuk bisnis tersebut?

Sebelum mulai berbisnis di bidang ekspor atau impor, ada beberapa hal yang perlu Anda siapkan lebih dulu. Menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, Anda mesti mengatur strategi yang terdiri dari langkah-langkah berikut: bergabung dengan komunitas, menentukan negara asal atau tujuan impor/ekspor, menentukan barang yang akan diimpor atau diekspor, dan terakhir: memahami prosedur pengirimannya.

Adapun, ada tiga jenis produk yang dapat Anda pilih dalam bisnis ekspor-impor, yakni: yang sedang tren, produk koleksi khusus, dan produk musiman. Lantas, apa saja jenis barang yang cocok untuk digali potensi bisnis ekspor-impornya? Berikut ulasan informasinya.

Ide bisnis ekspor impor

Ilustrasi neraca perdagangan/Shutterstock/Massimo Vernicesole

Mengacu pada data ekspor-impor Indonesia pada Maret 2023 dan sejumlah sumber lain, ada sejumlah ide bisnis ekspor impor yang bisa Anda coba untuk tekuni. Apa saja itu?

  • Bahan bakar mineral

Data terbaru Badan Pusat Statistik menunjukkan, nilai ekspor Indonesia per Maret 2023 berjumlah US$23,50 miliar, naik 9,89 persen (YoY). Nilai kumulatif ekspor sepanjang kuartal I 2023 mencapai US$67,20 miliar, naik 1,60 persen (YoY).

Secara detail, ekspor jenis non-migas berjumlah US$22,16 miliar. Pertumbuhan signifikan di ekspor non-migas ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral (US$568,8 juta atau 14,29 persen), sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati.

  • Alat elektronik dan komponennya

Sementara itu, untuk impor, nilainya mencapai US$20,59 miliar atau menurun 6,26 persen (YoY) per Maret 2023. Baik impor migas maupun non-migas sama-sama menurun, masing-masing 13,67 persen (YoY) dan 4,86 persen (YoY).

Jenis barang yang mencatatkan peningkatan impor tertinggi adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (US$582,9 juta atau 29,45 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan serealia (US$87,6 juta atau 19,47 persen).

Adapun, contoh alat elektronik dan komponennya, antara lain: chip untuk ponsel ataupun sepeda motor, ponsel dalam bentuk jadi, alat masak elektrik, dan gawai-gawai elektronik lain.

  • Rempah-rempah

Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri terkadang kesulitan mencari rempah-rempah untuk bahan masakan. Dus, mereka acap kali harus membayar lebih demi bisa memperoleh barang itu.

Di sisi lain, Food and Agricultural Organization (FAO) menyebut, Indonesia menduduki posisi ke-5 dalam lis produsen rempah-rempah tertinggi secara global. Nah, ini dapat menjadi prospek Anda untuk memulai ekspor rempah-rempah. Tentu dengan prosedur dan ketentuan khusus, agar bahan-bahan itu bisa tetap tahan lama hingga ke negara tujuan.

  • Produk perikanan

Produk perikanan dan kelautan juga dapat menjadi peluang bisnis ekspor maupun impor. Namun, jangan lupa untuk melakukan riset terlebih dahulu mengenai negara asal atau negara tujuan, agar hasilnya lebih maksimal. 

Demikian beberapa contoh barang untuk ide bisnis ekspor impor. Mana yang akan Anda eksplorasi?

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024