Jakarta, FORTUNE - Tiga dekade lebih berdiri, induk usaha Wardah telah menghadapi rentetan krisis. Namun demikian, hal itu tak menyurutkan asa sang raksasa kosmetik; malah membuat mereka kian kuat dalam menyiasati situasi sulit.
“Salah satu pola pikir untuk bertumbuh (growth mindset), jika terhantam, dia mau bangkit lebih kuat. Istilahnya over compensate,” kata CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat dalam Fortune Indonesia Summit 2022, dengan sesi bertajuk How to Adopt Growth Mindset and Revolutionize Your Business, Rabu (18/5).
Ia mencontohkan kebakaran yang melanda fasilitas Paragon pada 1991—lima tahun setelah perusahaan berdiri; namanya masih PT Pusaka Tradisi Ibu.
Musibah itu merugikan Paragon, karena si jago merah menghanguskan dokumen administrasi sehingga penagihan piutang perusahaan tersendat. Kendati demikian, Nurhayati Subakat—generasi pertama Paragon—berhasil membangkitkan satu per 10 bagian perusahaan setelahnya.
“Ternyata Paragon bisa (bangkit), bahkan lebih kuat dari sebelumnya,” imbuh Salman kepada para audiens perhelatan besar itu.
Krisis datang silih berganti, perusahaan lokal tetap kuat berdiri
Tantangan kedua, saat Paragon dihadapkan dengan krisis moneter pada 1998—hanya beberapa tahun setelah bangkit dari krisis akibat kebakaran. Ditambah lagi, saat itu perekonomian masih begitu bergantung pada impor, berujung pada hilangnya minat investasi ke Indonesia. Dampaknya, banyak perusahaan internasional hengkang dari Indonesia.
Salman mengungkapkan, “Jadi semua bahan baku dalam dolar jualnya rupiah. Akhirnya daya beli hancur, tapi harga naik. Jadi double (krisisnya).”
Kendati begitu, para perusahaan lokal tetap bertahan. Menurut anak dari Nurhayati Subakat itu, rata-rata perusahaan lokal cenderung terus tumbuh di tengah kondisi genting itu.
“Dari situ, kami belajar bahwa kepercayaan diri (terhadap perusahaan kami) itu penting,” ujarnya.
Siasat hadapi krisis kesehatan dan pandemi
Lagi-lagi, Paragon kembali berhadapan dengan krisis ketika Indonesia dilanda pandemi. Penjualan di segmen riasan atau makeup menurun. Meski begitu, segmen perawatan kulit atau skincare justru bertumbuh.
Melihat kondisi itu, Salman dan tim menyadari pentingnya stimulus bagi industri. “Akhirnya kami rilis Kahf (brand kosmetik untuk laki-laki milik Paragon), ini bisa menstimulus bisnis reseller, kami harus jaga optimisme di masyarakat, akhirnya tetap deliver,” jelasnya kemudian.
Di saat yang sama, perusahaan juga merogoh kocek Rp40 miliar untuk membantu penanganan Covid-19. Meski itu mengurangi kas, tetapi dampaknya terasa di masyarakat, yang akhirnya juga mendongkrak ambisi dan asa tim Paragon.
Sebab menurut Salman, pada akhirnya, yang bisa menyelamatkan perusahaan dari krisis adalah nilai (value). “Yang kami rasakan, mengapa walaupun industri di disturb tapi akhirnya karyawan ttp semangat, turnover kami juga tidak tinggi, people stay, ya tadi (alasannya): karena value dan tujuan perusahaan,” ungkapnya.
Selain Salman, Fortune Indonesia Summit 2022 juga dihadiri oleh para nama besar di dunia bisnis. Beberapa di antaranya, yakni: Garibaldi Thohir, CEO Adaro Energy; Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim; Direktur Utama BRI, Sunarso; dan masih banyak lagi.
Konferensi yang dihadiri oleh 1.000 peserta itu berlamgsung selama dua hari, 17 dan 18 MEi 2022 di Java Grand Ballroom, The Westin, Jakarta. Sejumlah narasumber dijadwalkan hadir mengisi acara, di anataranya Wamenparekraf, Angela Tanoe; Raffi Ahmad, Chairman RANS Entertainment; Sutanto Hartono, Managing Director EMTEK; CEO Indodax, Oscar Darmawan; Venture Partner of East Ventures, Aviga Sugiarto; dan sebagainya.