Putri Marino: Mimpi yang Kembali Berlanjut

Mimpi Putri Marino sempat tertunda, tapi kini tidak lagi.

Putri Marino: Mimpi yang Kembali Berlanjut
Putri Marino, salah satu Fortune Indonesia 40 Under 40 2024.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Putri Marino sempat kesulitan saat harus rehat sejenak dari layar lebar. Mimpinya rasanya tertunda. Tapi, kini ia mensyukuri masa itu.

“Nanti, kalau sudah dewasa, Suri akan menonton film-film Mama enggak?” Tanya Putri Marino kepada putrinya. “Pasti,” jawabnya. Meski sederhana, jawaban anak 5 tahun itu mampu mendorong sang ibu untuk selalu memberi yang terbaik, apa pun peran yang dilakoni.

Mundur ke Oktober 2017, Putri Marino yang kala itu berusia 24 sedang berdebar-debar menunggu selesainya pemutaran film debutnya, Posesif. Ia tak bergabung dengan tim Palari Films yang khidmat menyimak film yang ditulis Gina S. Noer itu. Padahal, sang sutradara, Edwin sudah mengajaknya masuk ke lokasi Gala Premiere.

Keputusannya bukan tanpa sebab. Melihat wajahnya tampil di layar lebar adalah hal baru bagi Putri. “Aku ingat sekali, aku di luar saja, diam, menunggu orang-orang keluar bioskop,” ujarnya kepada Fortune Indonesia (10/1). “Dua minggu kemudian, baru aku berani buat menonton filmnya.”

Ia memerankan karakter Lala di film Posesif, yang membuatnya memenangkan Piala Citra Kategori Aktris Terbaik dalam FFI (Festival Film Indonesia). Itu prestasi besar, mengingat sebelumnya, hanya Christine Hakim yang berhasil menggondol penghargaan itu di film debutnya, Cinta Pertama (1974).

Sebagaimana pepatah ‘one who wears the crown, bears the crown’, penghargaan itu bak mahkota berat yang membebani perempuan kelahiran 1993 itu. “Bagaimanapun kamu harus tetap bagus di mata orang. Beban itu sangat luar biasa,” tuturnya.

Debut di layar lebar tak bisa dibilang mudah. Apalagi, masuk ke dunia seni peran tak pernah terlintas di benaknya, setidaknya 10 tahun lalu. Sang ayah yang bekerja sebagai desainer perhiasan membawanya menggeluti bidang fesyen. Sebelum pada akhirnya, ia mencoba meninggalkan zona nyaman dengan menjajal casting sebagai presenter acara televisi. Setelah berhasil, ia pun memandu acara My Trip My Adventure di salah satu teve swasta pada 2013-2016. 

Enam bulan setelah mulai wara-wiri di teve, Putri pun mulai mencoba peruntungan dengan ikut casting film. Penolakan demi penolakan sempat ia hadapi hingga puluhan kali.

Ia berujar, “Sebagai manusia pasti ada titik di mana saya merasa, ‘apakah memang ini bukan jalan untuk saya?’ atau ‘Sepertinya saya terlalu memaksakan untuk ada di jalan ini’.”

Pemilik nama asli Ni Luh Dharma Putri Marino itu pun memutuskan kembali menjadi presenter. Namun, takdir kembali mengubah jalur hidupnya. Tawaran casting untuk Posesif datang. Setelah percobaan yang tak terhitung, akhirnya Putri berhasil. Namun, justru nyalinya sempat menciut sebelum menjajal peran sebagai Lala.

“Tiap orang, untuk mulai suatu profesi baru, coba hal baru, pasti ada rasa takut. Itu yang aku alami juga,” katanya. Banyak tanya di benaknya, “Apakah akan berhasil atau kesulitan menjalankan prosesnya? Apakah aku akan mengecewakan banyak orang nantinya? Apakah aku siap untuk melakukan proses ini, untuk memerankan karakter ini?”

Setelah berpikir matang, Putri pun memberanikan diri. Awalnya memang sekadar untuk memanfaatkan peluang di depan mata. Tapi, setelah ditekuni, ia jatuh cinta sepenuhnya pada dunia seni peran.

Kembali Lebih Kuat

Posesif membawa nama Putri melejit, sampai-sampai ia kedatangan beberapa tawaran secara bersamaan. Itu membuatnya membintangi tiga judul film pada 2018 saja. Saat popularitasnya menanjak, putri sulung dari Francesco Marino dan Marianna Rupadmi itu memutuskan menikah dengan Chicco Jerikho. Ia kemudian mengandung, dan vakum dari layar lebar.

Yang, walaupun hanya sejenak, sempat membuat Putri mempertanyakan eksistensi diri sendiri. Karena sejak kecil, sang Ayah telah menanamkan satu prinsip: kamu perempuan tapi kamu harus bisa berkarya, harus bermimpi, harus independen, berdiri di atas kaki kamu sendiri. Ia pun meneruskan wejangan itu kepada putrinya.

Dari balik layar, ia menyaksikan bagaimana sejawatnya aktif melahirkan karya baru. “Saya tak menyangkal dan tak berusaha menutupi, pasti ada rasa iri di saat itu,” ujarnya. “Sedangkan saya di rumah saja, tak melakukan apa pun.”

Namun ia menolak larut dalam keterpurukan dengan mencoba berbisnis lewat Sanubari. Meski pada akhirnya, tak semua berjalan sesuai ekspektasi. Ia pun merelakan bisnis itu. Tak disangka, itu justru membuka kembali jalan menuju layar lebar bagi Putri.

Di akhir 2019, sebuah tawaran film kembali datang kepadanya; Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga, karya dari Gina S. Noer. Sebelum menerima tawaran itu, Putri pun berdiskusi dengan Chicco yang juga berprofesi sebagai aktor. Ia ungkap keinginannya untuk melanjutkan mimpi yang tertunda. 

“Dia bilang, ‘aku dukung, kalau ini memang impian kamu untuk terus berkarya di film, maka aku dukung’.” Maka, film yang tayang pada 2021 itu menjadi penanda kembalinya Putri Marino ke dunia seni peran.

Tantangan Baru

Dulu sekali, ia pikir kegagalan karierlah yang akan menjadi titik nadir hidupnya. Namun nyatanya, dugaannya salah. Kepergian sang Papa pada Januari 2023 yang membuatnya terpuruk. Sebab, ayahnya merupakan salah satu sosok penting yang menginspirasinya. Berbagai penyesalan datang. Sampai-sampai ia merasa kehilangan arah. Isi kepalanya penuh ragu.

Lalu, apa yang membangkitkannya? “Karena saya merasa, ‘oke saya gagal di satu poin ini, dengan papa, saya enggak mau gagal lagi di hal-hal yang lainnya.” Kehilangan ayah membuat Putri belajar lebih tentang kejujuran serta cinta dan cara mengungkapkannya kepada orang lain. Hubungannya dengan kedua adiknya kian erat.

Selain ayahnya, Putri juga memiliki panutan lain. Khususnya terkait dunia perfilman. Sebut saja Edwin, sutradara pertamanya; atau Kamila Andini, sutradara Gadis Kretek (2023) yang sudah lama ia idolakan.

Dari mereka, ia banyak belajar. Untuk itu, ia pun akan fokus dulu pada dunia aktor untuk saat ini. Sebab, masih banyak yang harus ia pelajari.

Apalagi mengetahui Suri sudah berjanji untuk menyaksikan seluruh film yang Putri bintangi di masa depan. Ditambah lagi, setiap kali ia akan pergi syuting, Suri akanselalu menyemangati dengan mengelus kepalanya sambil berkata, “Mama pasti bisa. I will miss you Mama but give the best.”

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

OJK Digeledah KPK, Juru Bicara Buka Suara
Daftar Saham Lo Kheng Hong, Sektor Keuangan hingga Energi!
Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya
Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T
Sritex Siap Ajukan Peninjauan Kembali (PK), Belum Menyerah