Jakarta, FORTUNE - Pengguna layanan Blibli Tiket Paylater kian bertumbuh. Per Juni 2024, penggunanya hampir berjumlah 240.000.
CEO tiket.com, George Hendrata fitur yang didukung oleh partner Blibli Tiket, Indodana Finance pun optimistis angka itu masih akan terus meningkat ke depannya. Mengapa demikian?
"Terutama karena pembelian di platform Blibli Tiket Ranch ini lebih tinggi per basket size-nya daripada e-commerce kebanyakan. Jadi, itu mempermudah mereka untuk bisa bertransaksi," jelas George saat ditemui di kantor PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), Senin (22/7).
Adapun, BELI mulai merilis Blibli Tiket Paylater pada 2020, ketika pandemi melanda. Saat itu, pendapatan Tiket terdampak signifikan oleh Covid-19. Namun, tak sepenuhnya nihil. Masih ada permintaan dari konsumen yang waktu itu mendadak gemar melakukan staycation, kendati ekonominya terdampak oleh fenomena kesehatan global itu.
Dari situ, Blibli Tiket memutuskan menawarkan fitur Blibli Tiket Paylater. Seiring berjalannya waktu, perseroan pun menyadari memang ada permintaan yang belum dipetakan dari sana.
"Jadi pertumbuhannya itu lumayan pesat. Sampai sekarang mendekati single digit, menuju 10 persen dari transaksi [di ekosistem Blibli Tiket] sudah pakai Blibli Tiket Paylater," jelas George.
Adapun, saat ini ekosistem Blibli Tiket mempunyai 4,9 juta pengguna, yang mana rata-rata nilai transaksi per pesanannya meningkat 39 persen (YoY).
Paylater sebagai opsi masyarakat
Selain Blibli Tiket Paylater, sebelumnya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pun melaporkan pertumbuhan signigikan pada layanan Paylater BCA. Sejak Januari sampai dengan Mei 2024, pengguna Paylater BCA meroket 108 persen. Outstanding-nya pun melejit 94 persen.
Hal itu sejalan dengan temuan dari lembaga riset JakPat (Jajak Pendapat) dalam Fintech Trends pada paruh I 2024.
Dengan melibatkan 2.159 responden, JakPat melaporkan, setidaknya tiga dari 10 pengguna fintech mempunyai layanan paylater yang digunakan saat melakukan transaksi di e-commerce atau platform layanan lain. Selain itu, kurang dari 10 persen responden pun mempunyai aplikasi pinjaman online.
Apa yang jadi landasan para responden memanfaatkan dua layanan itu? Empat dari lima orang mengaku memilih menggunakan platform pinjol karena uangnya cepat cair. Secara persentase, ada 78 persen reponden berpendapat demikian. Alasan lainnya adalah persyaratan yang mudah, menurut 74 persen responden.