Bayan Resources (BYAN) Akuisisi Terminal Batu Bara, Nilainya Rp3,3 T

Jakarta, FORTUNE - Emiten batu bara Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), mengakuisisi terminal khusus batu bara senilai Rp3,3 triliun di Kalimantan Timur.
Berdasarkan keterbukaan informasi BYAN, rangkaian transaksi itu mencakup akuisisi dan pengembangan terminal tersebut di Desa Sebelang, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat. Pengembangan terminal itu bernilai hampir Rp151,70 miliar.
Sebagai konteks tambahan, jangka waktu perjanjian jasa tersebut adalah 8 bulan. Perjanjian jasa itu mencakup pekerjaan sipil dan pemasangan komponen struktur dan mekanikal.
Total nilai akuisisi dan pengembangan itu belum termasuk dengan PPN.
"Dengan PT Fajar Sakti Prima (FSP) selaku pemilik terminal dan PT Nirmala Matranusa (NMN) selaku pelaksana konstruksi pembangunan terminal," kata Sekretaris Perusahaan BYAN Jenny Quantero, dikutip Senin (21/7).
PT FSP merupakan entitas anak yang 90 persen sahamnya dimiliki oleh BYAN. Di lain sisi, PT NMN merupakan entitas afiliasi perseroan.
Kantor Jasa Penilai Publik Dedy, Arifin, Nazir, dan Rekan menilai, terminal khusus batu bara itu dapat optimal dalam operasional kegiatannya. Selain itu, transaksi itu juga dinilai lebih menguntungkan dari sisi harga dibandingkan dilakukan pihak lain.
Lebih lanjut, PT NMN pun telah memiliki pengalaman untuk proyek pembangunan jetty sehingga tingkat kepastian terhadap penyelesaian pekerjaan menjadi lebih tinggi. Di luar itu, PT NMN juga memiliki fleksibilitas dalam penyelesaian proyek.
PT NMN juga memberikan penawaran yang lebih rendah karena dapat menekan biaya mobilisasi dan demobilisasi atas peralatan yang BYAN butuhkan.
Saham BYAN menguat 0,13 persen ke harga Rp19.025 pada akhir perdagangan Senin. BYAN sendiri sedang dalam tren penurunan harga. Dalam seminggu dan sepekan terakhir, harga saham BYAN telah terkoreksi sebesar 1,93 persen dan 3,79 persen.