Garuda Indonesia Akan Lunasi Surat Utang dan Sukuk Lewat Tender Offer
Langkah ini bagian dari upaya perbaikan kinerja Garuda.
Fortune Recap
- Garuda Indonesia akan melunasi sebagian surat utang dan sukuk melalui skema tender offer kepada pemegang surat utang dan sukuk.
- Dana US$50 juta dialokasikan untuk melunasi nilai pokok, bersumber dari kas internal perusahaan.
- Rencana ini merupakan langkah proaktif perusahaan untuk perbaikan kinerja ekuitas dan menunjukkan goodwill perusahaan yang dirancang secara berkelanjutan.
Jakarta, FORTUNE - Emiten maskapai penerbangan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIIA) bakal melunasi sebagian Surat Utang dan Sukuk melalui skema Tender Offer kepada pemegang surat utang dan sukuk yang merupakan kreditur perusahaan dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan untuk melunasi sebagian surat utang dan sukuk, perseroan telah mengalokasikan dana US$50 juta atau sekitar Rp774,55 miliar (kurs Rp15.489,83 per dolar AS), untuk nilai pokok (principal).
“Jumlah tersebut tidak termasuk pembayaran bunga terutang atau pembayaran jumlah distribusi periodik yang terutang yang nilainya akan ditentukan kemudian,” katanya.
Adapun, alokasi dana tersebut bersumber dari kas internal Perusahaan, dan sejalan dengan kebijakan pengelolaan kas perusahaan yang diprioritaskan untuk penyelesaian kewajiban perusahaan kepada para kreditur.
Sebagaimana telah diumumkan pada 1 Desember 2023 lalu melalui Disclosure of Information pada laman Singapore Exchange (SGX), periode partisipasi dalam tender offer tersebut akan berlangsung hingga 15 Desember 2023. Sedangkan,untuk pelunasan sebagian yang direncanakan akan dilaksanakan 21 Desember 2023.
Perbaikan perusahaan
Irfan mengatakan, upaya ini bagian dari langkah proaktif perusahaan untuk perbaikan kinerja ekuitas, melalui pengelolaan secara aktif atas aset, liabilitas dan ekuitas perusahaan. “Untuk mengoptimalkan efektivitas profil arus kas Perusahaan serta fundamental kinerja operasi perusahaan,” katanya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (5/12).
Selain itu, langkah ini juga menunjukkan goodwill perusahaan yang dirancang secara berkelanjutan, terutama untuk memastikan penyelesaian kewajiban terhadap para kreditur dapat menjadi semakin agile dan prudent. Menurutnya, proses pelunasan ini juga telah mempertimbangkan volatilitas pasar yang terjadi saat ini, termasuk peningkatan suku bunga di pasar mata uang dolar AS.
"Langkah korporasi yang kami laksanakan jelang penutupan tahun 2023, turut merepresentasikan komitmen Perusahaan untuk terus bergerak adaptif dalam mengoptimalkan langkah perbaikan fundamental kinerja operasi, dengan memperhatikan secara seksama outlook ekonomi makro guna menjaga momentum pemulihan kinerja Perusahaan,” ujar Irfan.