Ini Alasan Mengapa Telemarketing Masih Digunakan Dalam Pemasaran
Telemarketing dianggap mengganggu dan terkait penipuan.
Jakarta, FORTUNE – Meski perkembangan dunia yang semakin canggih dan mengandalkan teknologi, namun dalam bidang pemasaran terdapat satu strategi lama yang masih dilakukan oleh para pemasar. Telemarketing hingga kini masih dianggap efektif dan mudah diterapkan.
Strategi ini diterapkan untuk meningkatkan penjualan dengan cara yang relatif sederhana dan bisa menjangkau banyak calon konsumen. Lalu apa itu telemarketing? Berikut ini, Fortune Indonesia akan meringkasnya bagi Anda.
Pengertian
Menukil Investopedia, telemarketing adalah pemasaran langsung barang atau jasa kepada pelanggan potensial melalui telepon, internet, atau faksimili. Pemasaran jarak jauh dapat dilakukan oleh pemasar jarak jauh atau semakin meningkat dengan panggilan telepon otomatis atau ‘robocall’.
Praktik menghubungi, memeriksa, dan mendekati pelanggan potensial dalam telemarketing biasanya dilakukan oleh profesi yang disebut telemarketer. Sebagai catatan, aktifitas telemarketing tidak termasuk penggunaan metode pemasaran surat langsung. Biasanya telemarketing digunakan oleh bisnis nirlaba, amal nirlaba, kelompok dan kandidat politik, survei, permintaan sumbangan, riset pemasaran, dan jenis organisasi lainnya.
Sub-kategori
Telemarketing dapat dibagi menjadi empat sub-kategori, sebagai berikut:
- Outbond
Jenis ini memfokuskan pada penjangkauan pelanggan melalui panggilan langsung yang dilakukan pemasar. Tipe ini disebut juga panggilan dingin. - Inbound
pada jenis ini, panggilan yang dilakukan pemasar akan mengacu pada pertanyaan yang masuk tentang produk atau jasa yang dijual. Biasanya, pelanggan sudah mengenal produk atau perusahaan yang akan melakukan pemasaran. Tipe ini disebut juga panggilan hangat. - Lead generation
Lebih canggih lagi, pada jenis ini, telemarketing mengacu pada kumpulan data intelijen tentang profil, minat, dan data demografis pelanggan potensial. - Penjualan
Jenis telemarketing ini biasanya dilakukan oleh tenaga yang sudah terlatih untuk melakukan persuasi kepada calon pembeli. Tujuan utama mereka adalah memperoleh kesepakatan saat telepon ditutup.
Fungsi penting telemarketing
Walau masih dilakukan dengan dasar telepon, namun telemarketing dianggap masih efektif dan penting untuk dilakukan dalam peningkatan penjualan. Berikut ini adalah beberapa alasannya:
- Efektif meningkatkan brand awareness
Prospect Research menuliskan bahwa telemarketing dapat menjaga hubungan antara pelanggan dan pelanggan dengan lebih cepat dan tepat. Hal ini bisa menimbulkan kemungkinan adanya rekomendasi yang disebar dari satu orang ke orang di sekitarnya, yang bisa meningkatkan kesadaran mengenai produk yang dijual. - Bisa tingkatkan penjualan produk atau jasa
Setelah menyadari keberadaan produk atau jasa yang dijual, calon konsumen berpeluang untuk menjadi tertarik untuk membeli. Hal ini akan berdampak pada peningkatan penjualan. - Memungkinkan terjadinya follow up
Telemarketing dapat menjadi sarana untuk follow up para calon konsumen yang mungkin tertarik untuk membeli namun ragu karena harga yang mahal. Jadi, dengan menghubungi melalui telepon, para pemasar memiliki kesempatan untuk meyakinkan calon konsumen dalam membeli produk dan jasa yang dijual.
Kesan mengganggu
Investopedia menuliskan bahwa strategi pemasaran telemarketing memang terkesan mengganggu bagi pelanggan. Hal ini terutama jika dilakukan dengan panggilan spam. Bahkan, banyak orang mengidentikan telemarketing dengan penipuan, sehingga mendapat penolakan besar di masyarakat. Bahkan, banyak negara menetapkan hukum dan mengawasi bagaimana telemarketer dapat beroperasi.
Namun, hal tersebut dapat dihindari jika telemarketer dapat mengidentifikasi calon pembeli potensial dengan baik. Apabila Anda menghubungi calon pembeli potensial dan menawarkan produk atau jasa kepadanya secara detail, otomatis mereka akan menyukainya, bahkan membeli produknya.
Untuk itu, seorang telemarketer perlu mempunyai beberapa keahlian dalam menjalankan pekerjaannya, seperti problem solving dalam mengatasi permasalahan pelanggan; multitasking dalam mengerjakan tugas harian, mulai dari mengecek email, sampai melakukan panggilan secara bersamaan; serta listening untuk mendengar keluh kesah ataupun cerita dari pelanggan mengenai produk atau jasa dari perusahaan.