Kiat Erigo Bertahan dan Memperkuat Penjualan di Masa Pandemi
Penjualan Erigo melesat puluhan kali lipat selama pandemi.
Jakarta, FORTUNE – Brand lokal Erigo, semakin gencar ekspansi. CEO Erigo, Muhammad Sadad, mengatakan ada sejumlah strategi bisnis yang membawa merek fesyen lokal ini mampu bertahan di masa pandemi Covid-19.
Penjualan Erigo bahkan dikatakannya meroket hingga sepuluh kali lipat. “Saat pandemi Covid-19 melanda, kami memiliki stok produk karena menjaga produksi tetap berjalan. Sehingga, ketika competitor barangnya sudah habis dan kosong, nah kami mengisi kekosongan tersebut,” kata Sadad, dalam keterangannya, Jumat (12/8).
Selain produksi dan stok, kunci lain keberhasilan Erigo adalah konsep pemasaran yang manfaatkan berbagai platform online.
“Penjualan online sangat berpengaruh saat pandemi, itu yang membuat penjualan kami meningkat tiga kali lipat selama tiga tahun terakhir,” ujarnya.
Seiring melandainya kasus Covid-19 dan mulai menggeliatnya aktivitas kegiatan masyarakat, Erigo pun mulai bersiap menangkap peluang untuk memaksimalkan penjualan offline, salah satunya gerai mall yang sudah mulai banyak beroperasi penuh di berbagai daerah.
New York Fashion Week
Salah satu kabar yang sempat disorot terkait brand sudah beroperasi lebih dari sepuluh tahun ini adalah rencana merek ini untuk melebarkan sayapke Amerika Serikat. Erigo disebut bakal membuka toko berisi produk-produk bermerek asli Indonesia.
Erigo mengikuti ajang New York Fashion Week di negeri Paman Sam pada 2021. Untuk semkain memperkenalkan brandnya, tahun ini Erigo bakal kembali mengikuti New York Fashion Week dengan sekitar 80 peserta. "Jumlah peserta ini meningkat dari tahun lalu yang hanya 50-an peserta, sekaligus akan buka toko di Amerika,” ujarnya.
Usaha yang tak mudah
Membangun Erigo, bukanlah hal mudah bagi Sadad. Bermula dari sebuah bisnis fesyen kecil-kecilan pada 2011 di Depok, Jawa Barat dengan produk utama berupa pakaian batik. Namun, keberuntungan belum berpihak dan Sadad mengubah total bisnisnya dari yang semula menjual batik ke barang fesyen kasual melalui kanal penjualan online.
Selama bisnis itu berjalan, beberapa tahapan pun ia lalui, termasuk mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Namun, seiring berjalannya waktu, brand Erigo pun mulai dikenal dan memantapkan posisinya di tengah industri fesyen tanah air. Bahkan, pandemi justru membawa berkah pada merek ini lewat penjualan online yang meledak.
Sepuluh tahun harus berlalu, sampai akhirnya Erigo berhasil mendapatkan investor pertamanya, yakni Deddy Corbuzier yang berivestasi hingga Rp10 miliar.
“Dia yang pertama, untuk pengembangan bisnis, capek juga kalau nggak ada modal, untuk urus ke bank, harus ada aset dan lain-lain,” kata Sadad kepada Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, dalam kunjungannya ke kantor Erigo, Kamis (11/8).
Komitmen pemerintah
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan, siap membantu agar Erigo bisa mendapatkan investor tambahan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. “Nanti saya carikan investor kamu mau apa? Kan gampang aja. Saya lihat kan ini bagus ya, ada cuan-nya juga,” ujarnya kepada Sadad.
Lebih lanjut, Menteri Zulhas menegaskan bahwa pihaknya harus terus mendukung para pelaku usaha muda dalam mengembangkan usahanya, khususnya di sektor industri tekstil dalam negeri. “Apalagi, bahan baku yang digunakan Erigo hampir 95 persennya dari dalam negeri. Ini contoh yang bagus dan harus kita dukung,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Kemendag (12/8).
Mendag mengungkapkan, pemerintah harus mendorong dan berpihak terhadap pelaku usaha tekstil “Tetapi tentunya dalam kerangka aturan organisasi perdagangan dunia (WTO). Untuk itu, Pemerintahan harus membantu, membela, dan melindungi usaha-usaha serta industri dalam negeri," ujarnya.