Langkah Keberlanjutan BRI di Mata Sang Direktur Utama
Sejumlah penghargaan terkait ESG berhasil diraih oleh BRI.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berkomitmen menerapkan strategi keuangan berkelanjutan. Perseroan mengintegrasikan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) ke dalam praktik bisnisnya.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan bank tersebut mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dicapai dengan menyelaraskan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, serta pembiayaan berwawasan lingkungan, sosial, serta tata kelola.
BRI telah menerbitkan Surat Keputusan Direksi yang jadi pedoman pelaksanaan strategi keberlanjutan di internal BRI. Transformasi juga telah dilakukan di berbagai bidang. Dalam hematnya, tujuan pembangunan berkelanjutan yang menjadi prioritas BRI sejalan dengan strategi usaha bank dan target dukungan kepada pemerintah. Termasuk di antaranya, upaya menjaga resiliensi usaha perbankan di tengah guncangan perubahan iklim dan pandemi Covid-19.
Bentuk nyata penerapan ESG
Kepada Fortune Indonesia, Sunarso menjelaskan lebih jauh sejumlah program BRI untuk mencapai SDGs. “BRI mendukung regulasi global maupun nasional yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 yang mengatur tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” katanya, Senin (20/9).
Dari aspek ekonomi, BRI memiliki program kredit Mikro BRI, produk Simpedes yang menjangkau daerah tertinggal, sistem BRILink yang menciptakan peluang bisnis UMKM baru, hingga program kerja sama dengan Kementerian Perdagangan dalam membina eksportir maupun calon eksportir.
Untuk memenuhi aspek sosial, BRI telah menyalurkan Kredit Ultra Mikro Bersubsidi (KUR Super Mikro) bagi ibu rumah tangga produktif, penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) Covid-19, Program BRI Peduli, program donor plasma darah dari para pekerja BRI penyintas Covid-19, dan berbagai program sosial lainnya.
Kemudian, dari aspek lingkungan, BRI mewajibkan sertifikasi ISPO dan RSPO bagi peminjam produsen CPO (Crude Palm Oil), perhitungan emisi gas rumah kaca, program BRI peduli lingkungan, percepatan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah, kampanye pengurangan konsumsi plastik, serta sejumlah program pengabdian terhadap lingkungan.
Sementara itu, dari aspek tata kelola perusahaan, BRI menerapkan praktik GCG (Good Corporate Governance) yang baik dengan skor ACGS (ASEAN Corporate Governance Scorecard) dan CGPI (Corporate Governance Perception Index) yang terus meningkat.
Tantangan BRI dalam menerapkan ESG
Dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip ESG, Sunarso mengakui masih ada sejumlah tantangan berkenaan dengan kebijakan, pola pikir dan kebiasaan, cara pandang dan perilaku business as usual, serta perbedaan persepsi atas berbagai konsep keberlanjutan.
Salah satunya, menurut Sunarso adalah pemahaman perusahaan tentang pentingnya pengelolaan risiko lingkungan dan sosial dalam syarat pemberian pembiayaan atau kredit. “Selain itu, pemahaman dan kompetensi sumber daya manusia BRI terhadap prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan yang masih perlu terus ditingkatkan,” ucapnya.
Sunarso berpendapat bahwa bisnis berkelanjutan memiliki arti penting bagi BRI, yang tidak terlepas dari kelangsungan usaha dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam penerapannya, tantangan pasti akan selalu ada.
“Indonesia perlu membuat grand design upaya internalisasi terkait paradigma ESG ini secara komprehensif yang melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan. Internalisasi seharusnya dilakukan tidak saja untuk usia produktif, namun juga dapat dikenalkan sejak dini. Sehingga, masing-masing dapat berkontribusi terhadap ESG sesuai dengan kapasitasnya,” kata Sunarso.
Sertifikasi ESG, kata Sunarso, juga dapat disusun untuk memastikan seorang pemimpin perusahaan memiliki pemahaman atas konsep ESG yang mumpuni. Hal ini berguna sebagai pertimbangan dalam mengambil berbagai keputusan strategis.
Berbagai pencapaian terkait ESG
Hingga semester pertama 2021, BRI mencatatkan laba sebesar Rp12,54 triliun atau tumbuh 22,93 persen (Year on Year/YoY). Sementara, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp929,4 triliun dan 80,62 persennya diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Salah satu keberhasilan BRI dalam penerapan prinsip-prinsip ESG ditandai oleh raihan ESG Awards 2020. Pada ajang tersebut, BRI dinobatkan sebagai perusahaan dengan keterbukaan ESG Emiten Sektor Perbankan Terbaik. Secara total, BRI mendapat 14 penghargaan di acara apresiasi itu, mulai dari Keterbukaan Environmental Emiten Sektor Perbankan Terbaik, hingga Keterbukaan Social Bank BUMN Terbaik.
Lembaga pemeringkat internasional, MSCI ESG Ratings, memberikan nilai A pada penerapan ESG BRI, dengan nilai terbesar pada aspek sosial. Selain itu, lembaga rating lain, yaitu Revinitiv, menilai penerapan ESG BRI ada di level 80 dengan skor tata kelola 84,6.
BRI juga menjadi bank Indonesia pertama yang dinobatkan OJK sebagai yang terbaik dalam Sustainable Finance Award (SFA). Penghargaan ini diraih karena inisiatif keuangan keberlanjutan BRI dalam bentuk pembiayaan aset ramah lingkungan, penerbitan sustainability bond pada 2019, dan inisiatif SDM dalam operasional perusahaan.
Terbaru, BRI menerima penghargaan The Best CSR of The Year dari The La Tofi School of CSR pada 15 September. Lembaga yang sama pun menganugerahkan Sunarso sebagai CEO CSR of The Year.
Menanggapi pencapaian ini, Sunarso mengatakan, praktek investasi dan bisnis perbankan yang mengintegrasikan ESG ke dalamnya telah berpengaruh secara positif bagi BRI. “Hal ini sejalan dengan meningkatnya awareness para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah, dan khususnya para pemegang saham, pada pentingnya penerapan ESG ini,” katanya.