Pertamina Naikkan Target PLTS Atap di SPBU Hingga 10 Kali Lipat
Peningkatan di 1.500 titik ini menghasilkan kapasitas 9MWp.
Jakarta, FORTUNE – Menjelang 2022, Pertamina melalui Subholding Power & New Renewable Energy (NRE) menargetkan peningkatan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hingga 10 kali lipat. Target pemasangan tersebut mencakup 1.500 titik dengan total kapasitas terpasang mencapai 9 Megawatt-peak (MWp).
Perseroan menargetkan mampu menyediakan PLTS di 5.000 SPBU Pertamina. Saat ini PLTS Atap yang telah terpasang mencapai lebih dari 125 titik, dengan wilayah sebaran Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Corporate Secretary Pertamina NRE, Dicky Septriadi mengatakan, peningkatan tersebut merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam mengawal transisi energi. “Pemasangan PLTS Atap di SPBU Pertamina kami kebut agar target 5.000 SPBU dapat segera terwujud,” katanya. “Dengan pemasangan PLTS Atap di SPBU Pertamina yang jumlahnya ribuan, kami berharap dapat mendorong percepatan transisi energi.”
Bali berpotensi kembangkan PLTS
Tahun depan, sebanyak 1.500 PLTS Atap akan dipasang di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Bali yang sangat potensial PLTS. Data Institute of Essential Services Reform (IESR), menyebutkan potensi teknis PLTS di Bali mencapai 26,4 GWp. Sejalan dengan potensi itu, pemerintah daerah Bali juga semakin gencar manfaatkan energi bersih dan terbarukan, melalui Peraturan Gubernur nomor 45 tahun 2019.
“Pertamina mendukung transisi energi dari penggunaan energi fosil pada transportasi menjadi energi listrik yang lebih ramah lingkungan. Hal ini selaras dengan target pemerintah mewujudkan net zero emission tahun 2060,” ujar Dicky.
Bagian dari upaya penghijauan SPBU
Inisiatif penggunaan PLTS sebagai sumber energi listrik di SPBU merupakan salah satu bagian dari program utama Pertamina untuk ‘menghijaukan’ SPBU. Selain penggunaan PLTS, SPBU yang terkategori hijau sebagai Green Energy Station (GES), juga akan menyediakan BBM ramah lingkungan, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Umum (SPKLU), maupun battery swapping station (BSS).
Program ini turut menyedot perhatian Pertamina Patra Niaga sebagai subholding Commercial & Trading, sebagai bentuk dukungan juga dalam percepatan ekosistem kendaraan bermotor berbasis baterai (KBLBB).
ESG menjadi perhatian utama
Pertamina NRE diketahui juga akan berpartisipasi dalam pengembangan industri terintegrasi dari hulu ke hilir dengan target kapasitas produksi 140 GWh pada 2029. Hal ini menjadi salah satu komitmen utama manajemen sebagai sasaran bisnis di masa depan.
Menurut Dicky, saat ini pengelolaan bisnis hanya mengandalkan profit tidak lagi relevan, maka yang menjadi perhatian utama saat ini adalah keberlanjutan dengan implementasi aspek environmental, social, and governance (ESG).