PT PP Raih Kontrak Terbanyak di Proyek IKN Nusantara
PT PP ungkap akan incar terus proyek IKN Nusantara.
Jakarta, FORTUNE – PT PP Tbk (Persero) mendapat kontrak terbanyak di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, setelah mendapat dua kontrak tambahan proyek baru, senilai Rp2,9 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi di BEI, proyek tersebut adalah Pembangunan Bangunan Gedung Kantor Presiden Kawasan Istana Kepresidenan senilai Rp1,56 triliun serta pembangunan bangunan gedung istana negara dan lapangan upacara pada kawasan istana kepresidenan senilai Rp1,34 triliun.
Corporate Secretary PTPP, Bakhtiyar Efendi, mengatakan kedua proyek tambahan ini, perseroan menjadi leader konsorsium dengan masing-masing kepemilikan sebesar 55 persen. “Kami akan memberikan kualitas terbaik sesuai trademark PP dengan mengedepankan inovasi, teknologi dan keselamatan di setiap proyek yang kami jalankan,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (1/11).
Nilai proyek IKN lain yang didapat
Bakhtiyar perseroan masih berpartisipasi dalam beberapa lelang proyek di IKN. PP tercatat telah mendapatkan empat proyek IKN senilai Rp1,47 triliun.
Adapun keempat proyek tersebut adalah Jalan Tol IKN Segmen KKT Kariangau – SP Tempadung senilai Rp 687,7 miliar, Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat senilai Rp 423,8 miliar, Penyiapan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (IKN) Tahap 1 senilai Rp 83,2 miliar dan Penyiapan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (IKN) Tahap 2 senilai Rp 280,2 miliar.
Dengan demikian, perolehan kontrak baru PT PP sampai sekarang mencapai Rp19,3 triliun, naik 33,5 persen dari periode yang sama di tahun 2023.
"Kami optimis dapat meraih proyek lainnya sesuai dengan target perseroan,” ujarnya.
Incar proyek IKN
Sebelumnya, Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan, PT PP terus mengincar proyek-proyek baru di IKN. “Kami mengikuti itu semua, harapannya kami bisa mendapatkan proyek baru lagi di tahun 2022 ini,” katanya.
Perseroan optimis, meski 2023 banyak kondisi global yang harus diwasapadai seperti resesi dan memasuki 2024 akan menjadi tahun politik, pemilihan presiden baru akan berdampak pada potensi pemilihan Menteri baru, yang bermuara pada eksistensi proyek baru.