Riset Tiket.com: Pemilu 2024 Beri Peluang Baik Bagi Sektor Pariwisata
Kampanye Pemilu 2024 hadirkan pergerakan dinamis ke daerah.
Jakarta, FORTUNE – Platform Online Travel Agent (OTA), Tiket.com, memperkirakan momentum pemilihan umum (pemilu) 2024, akan menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan industri Pariwisata Indonesia.
Co-Founder & Chief Marketing Officer tiket.com, Gaery Undarsa, momentum positif ini perlu diantisipasi. “Hal ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi industri pariwisata karena adanya kampanye dan pergerakan yang lebih dinamis ke daerah-daerah di Indonesia,” ujarnya dalam webinar ‘Tourism Industry Roadmap in 2024-2029; Challenges and Potential of Sustainable of Tourism, Rabu (13/12).
Oleh sebab itu, kata Gaery, tiket.com menggandeng Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenparekraf RI untuk memberikan pemaparan data riset tren industri pariwisata serta hasil sinergi data keduanya.
Data dan tren yang disampaikan diharapkan dapat memberikan acuan untuk mengantisipasi perubahan pola konsumen dan memberikan pandangan yang lebih mendalam terkait potensi pertumbuhan pariwisata Indonesia.
“Ditambah lagi, melihat permintaan dan minat wisata yang bergerak dengan signifikan sepanjang 2023 dan akan terus bertambah pada liburan nataru yang semakin dekat," katanya.
Untuk itu, dibutuhkan dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku pariwisata dan wisatawan, untuk menjaga ekosistem wisata berjalan baik. “Menjelang periode Nataru 2023 meningkat 10 persen (transaksi di tiket.com) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,' katanya.
Pemilu tak akan mengganggu
Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad, memprediksikan bahwa proses penyelenggaraan Pemilu tidak akan mengganggu pertumbuhan sektor pariwisata dalam negeri.
Menurutnya, tren pariwisata 2024 akan bergeser pada hiperlokal dan perjalanan wisata dengan waktu yang panjang namun berkualitas. “Wisatawan cenderung ingin menghabiskan waktu yang lebih lama saat berwisata, serta memilih destinasi domestik yang menawarkan konsep alam dan wisata hijau,” katanya.
Dari tren tersebut terlihat bahwa ada peningkatan pada quality tourism, yaitu durasi tinggal wisatawan di destinasi lebih lama sehingga menciptakan perputaran ekonomi lebih tinggi; ini terjadi di destinasi Papua, Bali, Aceh, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Adapun, tantangannya menurut dia masih berkutat pada kondisi ekonomi global, perubahan tourist behaviour, kondisi geopolitik, perubahan daya beli masyarakat, perubahan teknologi, serta green opportunity.
Hasil riset
Riset tiket.com bersama Pusdatin Kemenparekraf RI menjunjukkan, terdapat sejumlah peningkatan jumlah layanan sepanjang 2023, dibandingkan statistik yang didapat pada masa pandemi Covid-19 di 2021.
Pada 2023, terdapat pertumbuhan signifikan pada perilaku wisatawan dalam menggunakan moda transportasi, khususnya pesawat naik lebih dari 70 persen dan kereta api mengalami kenaikan lebih dari 20 persen dibandingkan 2021.
Sementara, pemesanan akomodasi (hotel) juga mengalami peningkatan pemesanan 172 persen, diikuti lama tinggal yang didorong tarif harga kamar yang lebih rendah dibandingkan sejak tahun 2021.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Addin Maulana, menambahlan terjadi peningkatan koneksi penerbangan ke Indonesia yang diikuti peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang signifikan hingga 6,7 persen dari 2021. “Seharusnya lebih banyak penerbangan yang langsung ke Indonesia sehingga travel time menuju Indonesia menjadi lebih singkat,” katanya.
Berdasarkan asal negaranya, wisman Eropa menyumbang tertinggi, diikuti Amerika, serta Asia wilayah Timur Tengah dan Pasifik. Mereka ini adalah wisman yang durasi tinggalnya paling lama dibandingkan wisatawan mancanegara lainnya.
“Saya percaya bahwa hasil data kolaborasi ini dapat membantu pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan bagi industri pariwisata nasional,” ujarnya.