Boeing Tunjuk Jay Malave Jadi CFO Baru, Gantikan Brian West

Jakarta, FORTUNE - Boeing Co resmi menunjuk mantan eksekutif Lockheed Martin, Jesus ‘Jay’ Malave, sebagai Chief Financial Officer (CFO) baru, efektif mulai 15 Agustus 2025. Penunjukan ini diumumkan pada Senin (30/6), menggantikan Brian West yang akan tetap berada di perusahaan dalam kapasitas sebagai penasihat.
West, yang bergabung dengan Boeing pada 2021, memimpin fungsi keuangan perusahaan di tengah periode penuh tantangan. Masa jabatannya ditandai dengan tekanan keuangan akibat meningkatnya utang dan keterlambatan pengiriman pesawat, terutama dalam program 737 MAX dan 787 Dreamliner.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari transformasi besar-besaran yang tengah dijalankan Boeing di bawah kendali CEO Kelly Ortberg. Perusahaan sedang berupaya memulihkan reputasinya dan meningkatkan laju produksi jet setelah serangkaian krisis keselamatan dan pengawasan yang berujung pada pembatasan produksi oleh regulator.
Melansir Reuters, seorang investor Boeing menyebut bahwa pergantian CFO ini bukanlah kejutan. Ortberg, yang menjabat sejak Agustus 2024, telah memberi sinyal terbuka terhadap restrukturisasi manajemen pada April lalu, seiring komitmennya untuk memperbaiki budaya kerja dan tata kelola perusahaan.
Jay Malave bukan nama baru dalam dunia keuangan industri pertahanan dan kedirgantaraan. Ia sebelumnya menjabat sebagai CFO di L3Harris Technologies dan pernah memegang posisi penting di United Technologies. Ia meninggalkan Lockheed Martin pada April 2025 setelah menjabat sebagai CFO sejak 2022.
Penunjukan Malave diharapkan membawa stabilitas finansial baru bagi Boeing, sekaligus memperkuat strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan global dan memenuhi target pemulihan keuangan jangka panjang. Boeing terus memperkuat fundamental bisnis, setelah melalui masa penuh tekanan dalam beberapa tahun terakhir.
Mengutip investors.boeing.com, dalam laporan yang dirilis pada 23 April 2025, mereka mencatat pendapatan Q1 2025 sebesar US $19,496 miliar, meningkat 18 persen dari US$16,569 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih (GAAP net loss) menyusut drastis menjadi –US $31 juta dibandingkan –US $355 juta di Q1 2024.