Canva Akuisisi MagicBrief, Perluas Bisnis ke Sektor Analitik Iklan

Jakarta, FORTUNE - Raksasa teknologi desain Canva mengumumkan langkah ekspansinya ke sektor analitik iklan melalui akuisisi terhadap perusahaan rintisan asal Australia, MagicBrief. Akuisisi ini menjadi yang ke-12 bagi Canva, sekaligus menandai upaya perusahaan memperluas layanan di luar produk desain visual.
Dalam pernyataan resmi pada Selasa (17/6), Canva menyampaikan bahwa MagicBrief menyediakan teknologi untuk menganalisis performa iklan. Dengan platform tersebut, pengguna dapat memantau pengeluaran iklan, tingkat keterlibatan audiens, hingga efektivitas kampanye yang dijalankan kompetitor. Meskipun ddemikian, nilai akuisisi tidak diungkapkan kepada publik.
Sekitar 240 juta pengguna global mengandalkan produk Canva, yang kini bersaing langsung dengan Adobe Creative Cloud. Perusahaan asal Sydney ini juga aktif mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai fitur, termasuk pengeditan gambar, pemrograman, hingga chatbot.
“Kami merasa, khususnya dengan kehadiran AI, kami dapat mendemokratisasi pemasaran dan memungkinkan para pemasar melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit,” ujar Cliff Obrecht, Co-Founder dan Chief Operating Officer Canva.
Canva tercatat berada di posisi kelima dalam daftar CNBC Disruptor 50 terbaru. Perusahaan telah menghimpun lebih dari US$560 juta dari investor, dan terakhir dinilai sebesar US$32 miliar, meski turun dari puncak valuasi US$40 miliar pada 2021. Obrecht menyebut saat ini Canva memiliki dana kas sebesar US$1 miliar.
Upaya bersaing dengan kompetitor
Obrecht juga mengungkapkan bahwa MagicBrief akan diintegrasikan ke dalam produk baru yang direncanakan meluncur akhir tahun ini. Langkah ini berpotensi memperkuat posisi Canva di tengah persaingan ketat dengan perusahaan seperti Adobe, Alphabet, Amazon, Meta, dan Reddit yang juga gencar mengembangkan solusi iklan berbasis AI.
Didirikan pada 2022, MagicBrief beroperasi dari kantor pusat Canva di Sydney, dan kini memiliki 14 karyawan. Perusahaan ini sebelumnya mengumumkan pendanaan sebesar US$2 juta dolar AS pada 2023 dari Archangel dan Blackbird — investor awal Canva. Menurut Obrecht, pendapatan tahunan MagicBrief kini telah mencapai puluhan juta dolar AS.
Canva sendiri berdiri sejak 2013, dengan jumlah karyawan mencapai 5.500 orang dan pendapatan tahunan yang melebihi US$3 miliar. Meski menjadi salah satu kandidat IPO yang paling dinantikan, Obrecht memastikan bahwa perusahaan tidak akan melantai di bursa tahun ini.
“Fokus kami adalah memenangkan ‘pertandingan’ dalam 10 tahun ke depan, bukan sekadar mengejar capaian kuartalan,” katanya. “Kami merasa pendekatan itu terlalu sempit, dan pasar publik cenderung menuntut kinerja triwulanan.”
Langkah akuisisi Canva terhadap MagicBrief menambah daftar panjang strategi ekspansi perusahaan melalui kepemilikan teknologi baru. Sejak 2019, Canva tercatat aktif mengakuisisi berbagai perusahaan demi memperkaya ekosistem produknya. Pada tahun tersebut, Canva mengakuisisi dua platform penyedia gambar bebas royalti, yakni Pixabay dan Pexels. Di tahun 2021, giliran Smartmockups dan Kaleido yang diambil alih untuk memperkuat fitur mockup dan penghapusan latar belakang otomatis.
Setahun berselang, Flourish, penyedia alat visualisasi data, juga resmi bergabung ke dalam portofolio Canva. Terobosan besar dilakukan pada Maret 2024 melalui akuisisi Affinity (Serif), pengembang aplikasi desain profesional, sebagai bagian dari upaya memperluas jangkauan pengguna kelas profesional. Tidak lama kemudian, pada Juli hingga Agustus 2024, Canva juga mengambil alih Leonardo.ai, startup kecerdasan buatan generatif asal Australia, guna meningkatkan kapabilitas Magic Studio serta integrasi teknologi Phoenix yang tengah dikembangkan.