Chatib Basri Ungkap Bisnis Potensial pada 10 Tahun ke Depan

- Chatib Basri membeberkan sektor bisnis potensial 10 tahun ke depan di Indonesia.
- Urbanisasi akan mendorong kebutuhan infrastruktur, energi, logistik, dan layanan publik.
- Peningkatan kelas menengah mengubah gaya hidup, mempengaruhi sektor retail e-commerce, kesehatan, pendidikan, energi, logistik, transportasi, dan jasa keuangan.
Jakarta, FORTUNE - Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) sekaligus anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), M. Chatib Basri, memaparkan sejumlah sektor bisnis yang memiliki potensi meroket di Indonesia dalam satu dekade mendatang. Proyeksi ini didasarkan pada dua tren besar yang tidak terhindarkan: puncak bonus demografi dan laju urbanisasi yang masif.
Menurutnya, perubahan struktural ini akan menciptakan berbagai kebutuhan baru yang menjadi peluang emas bagi para pelaku usaha.
“Kita melihat transformasi besar di depan mata. Bisnis masa depan adalah mereka yang bisa membaca tren demografi, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup,” ujar Chatib dalam acara Indonesia-Japan Executive Dialogue 2025 di Jakarta, Rabu (6/8).
Ia menjelaskan, Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada 2025. Di sisi lain, laju urbanisasi akan membuat 75 persen penduduk Indonesia, atau sekitar 234 juta jiwa, tinggal di perkotaan dalam 10 tahun ke depan. Dua faktor inilah yang akan menjadi mesin utama penggerak ekonomi.
Berikut adalah deretan sektor bisnis potensial menurut M. Chatib Basri:
Kota yang kian padat melahirkan masalah yang sekaligus menjadi peluang bisnis. Menurut Chatib, solusi untuk isu perkotaan akan menjadi sektor yang sangat dibutuhkan.
“Mereka yang ingin jadi presiden tahun 2034 atau 2039 adalah mereka yang bisa menyelesaikan masalah kota seperti kemacetan, sampah, air bersih, dan parkir. Itu adalah isu-isu masa depan,” ujarnya.
Sektor-sektor yang akan tumbuh pesat di antaranya:
Properti dan infrastruktur: Kebutuhan akan perumahan (housing), ruang kantor, dan area komersial akan meningkat. Proyek berbasis transit-oriented development (TOD) seperti MRT dan LRT juga akan terus berkembang.
Utilitas dan lingkungan: Konsep smart city, green building, dan sistem pengelolaan air bersih akan menjadi vital. “15 tahun dari sekarang, air bersih bisa menjadi komoditas mahal karena kelangkaan,” katanya.
Seiring peningkatan pendapatan, kelas menengah akan semakin memprioritaskan kualitas hidup. Chatib menyebut sektor kesehatan dan pendidikan sebagai yang paling menjanjikan. Peluang besar terbuka bagi pengembangan:
Klinik swasta (private clinics)
Asuransi kesehatan (insurance)
Teknologi kesehatan (health tech)
Sekolah swasta berkualitas (private school)
Peningkatan disposable income juga akan mengubah pola konsumsi masyarakat dari sekadar pemenuhan kebutuhan menjadi bagian dari gaya hidup. Ini membuka ceruk pasar pada sektor retail, e-commerce, dan layanan hiburan.
“Contoh sederhana, dulu restoran Padang cenderung tertutup, kini justru restoran dengan jendela besar lebih diminati karena konsumen ingin dilihat dan melihat,” katanya.
Urbanisasi akan mendorong lonjakan permintaan energi dan mobilitas. Chatib menekankan pentingnya pengembangan energi terbarukan (renewable energy) dan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim perkotaan. Di sisi lain, sektor logistik dan transportasi akan berevolusi.
“EVs, mobility platform, urban warehousing, dan waste management (pengelolaan limbah) adalah bisnis masa depan,” ujar mantan Menteri Keuangan tersebut. Kebutuhan terhadap last mile delivery dan cold chain juga akan meningkat tajam.
Sektor jasa keuangan akan terus bertransformasi ke arah digital. Peran fisik seperti kantor cabang dan ATM akan semakin berkurang, digantikan oleh layanan perbankan digital. Model bisnis seperti SME lending, P2P lending, asuransi mikro, hingga sistem pembayaran digital diprediksi akan terus mendominasi pasar.