4 Strategi Efisiensi Biaya Periklanan untuk Memaksimalkan Penjualan
Efisien dan tepat sasaran.
Jakarta, FORTUNE - Tingginya biaya periklanan digital menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis UKM. Menurut data dari Statista, rata-rata pengeluaran iklan per pengguna dalam pasar Periklanan dalam Aplikasi (In-App Advertising) diproyeksikan mencapai US$58,99 atau sekitar Rp920.597 pada tahun 2023.
Hal ini sejalan dengan report SUARA UKM Negeri vol 1 oleh Ninja Xpress, di mana pemasaran adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh UKM. Angka tersebut menunjukkan pentingnya strategi digital marketing yang tepat untuk memaksimalkan pendapatan perusahaan dan juga mengefisiensikan pengeluaran untuk pemasaran digital.
Melihat tantangan UKM dalam pemasaran digital yang dialami oleh para pelaku UKM, Digi Herba Nusantara perusahaan distribusi produk herbal berbahan dasar madu dan susu kambing sejak tahun 2021 dan juga salah satu shipper Ninja Xpress, membagikan 4 tips untuk efisiensi biaya periklanan untuk memaksimalkan penjualan.
1. Membuat perencanaan yang matang
Sebelum melakukan periklanan digital, pastikan kamu sudah membuat perencanaan biaya pemasaran digital yang efektif dengan mempertimbangkan kebutuhan bisnis, tujuan pemasaran, hingga pemilihan tools digital marketing yang akan digunakan.
Perencanaan biaya pemasaran digital juga perlu memperhitungkan biaya per klik (CPC), biaya per tayang (CPM), dan biaya per tindakan (CPA) yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan biaya pemasaran digital.
2. Memilih platform pemasaran digital yang tepat
Pemilihan platform pemasaran digital merupakan poin penting dalam digital marketing, karena setiap platform memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pastikan memilih platform pemasaran digital yang sesuai dengan target audiens yang ingin dijangkau dan mempertimbangkan jumlah pengguna aktif platform tersebut.
Menyasar target audiens dengan menggunakan platform pemasaran digital yang tepat akan membantu para pelaku UKM untuk menghindari adanya pengeluaran biaya periklanan yang tidak perlu.
Beberapa platform pemasaran digital yang dapat digunakan di antaranya Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, Tiktok Ads, Youtube Ads, dan lain-lain. Penting juga untuk memilih platform pemasaran digital yang sedang populer di kalangan target audiens.
Leader Marketing & Sales Digi Herba Nusantara, Muhammad Fathi, menyampaikan bahwa awalnya Digi Herba Nusantara hanya fokus memasarkan produknya menggunakan Facebook Ads, tetapi karena saat ini target audiens menggunakan aplikasi Tiktok
“Kami mulai melakukan pemasaran digital di Tiktok Ads agar tetap relevan dengan target audiens,” ujarnya.
3. Membuat konten promosi tepat sasaran
Untuk memikat hati audiens, content marketing dapat dilakukan dengan memberi konten berisi informasi edukasi, hiburan, hingga konten promosi .
Penting untuk membuat konten yang sesuai dengan target audiens. Selain itu, Anda juga perlu membuat konten promosi yang unik dan berbeda dari kompetitor lainnya.
Anda dapat menemukan pembuatan konten promosi dengan melakukan riset tentang kompetitor dan menghadirkan ide konten yang unik, sehingga lebih menarik. Selain itu, riset juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan berbagai macam marketing tools yang ada.
4. Melakukan evaluasi strategi digital marketing harian
Meskipun perencanaan biaya pemasaran digital dapat dilakukan setiap 1 atau 2 kali dalam sebulan, Anda harus tetap melakukan evaluasi hasil iklan digital setiap harinya.
Melakukan evaluasi hasil digital marketing harian bertujuan agar para pelaku UKM dapat menjaga kualitas iklan yang ditayangkan, hasil yang didapatkan, dan juga menghindari adanya kerugian karena kesalahan teknis dalam proses periklanan.
Selain tips tersebut, Fellexandro Ruby salah satu Expert yang bekerja sama dengan Ninja Xpress, menjelaskan bahwa untuk efisiensi biaya pemasaran, pelaku UKM juga dapat memaksimalkan konsep Natural Ads yang tidak membuat konsumen merasa terganggu, bahkan bisa meningkatkan probabilitas untuk ads dapat dilihat, dicerna informasinya, kemudian produk dibeli.
“Pastikan konten ads-mu mengandung topik yang berhubungan, dikemas menarik, dan tidak hardselling agar tidak membosankan,” kata Fellexandro.