Strategi SMESCO Indonesia Promosikan Cagar Biosfer Lore Lindu di Sigi
SMESCO membangun ekosistem ini Sparc.
Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama SMESCO Indonesia, Leonard Theosabrata, mengatakan Kementerian Koperasi dan UKM melalui SMESCO Indonesia siap mempromosikan Cagar Biosfer Lore Lindu di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk berkontribusi bagi perekonomian nasional.
"Saya yakin masih banyak sekali potensi-potensi endemik yang ada di Cagar Biosfer Lore Lindu yang belum terekspos, misalnya apakah ada produk atau komoditas yang berpotensi untuk menjadi bumbu dapur, skincare dan sebagainya," ujarnya di Bukit Doda, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (23/6).
Dia menambahkan, SMESCO baru saja menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan BUMN Indofarma. Dengan demikian, apabila ada potensi-potensi komoditas yang bisa diekstrak Sigi dapat diolah para mitra.
Menurutnya, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah hanya perlu melakukan pengolahan tahap awal produk mereka, lalu mengirimkannya kepada mitra di luar Sigi untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut agar menjadi produk unggul yang memiliki sertifikasi dan mungkin memenuhi standar internasional.
Lebih lanjut, Theo menjelaskan SMESCO menjadi jembatan bagi masyarakat dengan menyediakan layanan-layanan publik dalam bentuk akses ke dalam ekosistem yang SMESCO bangun.
Membangun ekosistem rantai pasok
SMESCO memberi nama ekosistem ini Sparc. "Ekosistem ini kami beri nama Sparc, di mana pendekatannya adalah rantai pasok mulai dari on farm sampai dengan ke ritel harus terus dikawal agar tetap fokus," katanya.
Menurut Leonard, SMESCO akan memantau proses ini untuk memastikan adanya keunggulan di dalam komoditas atau produk-produk yang dikelola.
Meskipun demikian, kata dia, masih ada tantangan dalam mendistribusikan pasokan secara sporadis kepada UMKM di Indonesia. Namun hal itu bisa diatasi dengan membangun ekosistem yang terintegrasi dan terkoordinasi, serta memperkuat kekuatannya dengan pendekatan ekonomi yang lebih efisien.
Ia memastikan, SMESCO mengawal prosesnya untuk melihat keunggulan setiap komoditas ataupun produk yang dikawal. SMESCO juga melihat supply-supply pocket yang tersebar secara sporadis sehingga menjadi tantangan bagi UMKM Indonesia
Melalui penetapan ekosistem di mana ekosistemnya sudah terjalin dan terjahit, artinya SMESCO bisa membangun satu kekuatan besar dengan pendekatan skala ekonomi yang lebih baik.
"Maka dari itu SMESCO melihat para pemangku kepentingan lainnya sebagai mitra strategis dan pendekatan fokus kita ke Indonesia Timur, khususnya Sigi yang bisa menjadi gerbang atau contoh yang baik untuk nantinya Indonesia Timur bisa lebih maju dan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia," kata Leonard.
Menggali potensi Sigi dan Sulawesi Tengah
Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapatta, mengatakan melalui Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam yang digelar di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat, 23 Juni 2023 ada lima fokus prioritas yang akan dikembangkan.
Pertama pengembangan ekonomi berbasis multi usaha kehutanan. Kedua, peningkatan produktivitas komoditas perkebunan ekonomi berbasis dan agroforestri dengan praktek berkelanjutan. Ketiga, pengembangan industri hilirisasi berbasis alam menjadi produk bernilai tambah. Keempat, jasa ekosistem. Kelima, ekowisata.
Dalam kesempatan ini, ragam portofolio komoditas lestari, produk-produk UMKM lestari, dan konsep pitch di model ekonomi restoratif Sulawesi Tengah disajikan.
“Jika kita bergotong-royong, model ini bisa dikembangkan menjadi model ekonomi restoratif dalam konteks cagar biosfer yang membuktikan bahwa dalam lingkungan bisa dijaga secara konsisten dan masyarakatnya betul-betul sejahtera,”kata Irwan.
Ia juga percaya bahwa pendekatan ini bisa menjadi jawaban bagi tantangan krisis iklim, ancaman krisis pangan, air dan isu kemiskinan yang sedang dihadapi bersama.
Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam ini akan menyajikan ragam portofolio bisnis dan investasi dengan pendekatan inovasi basis alam yang dikembangkan Provinsi Sulawesi Tengah lewat kabupaten Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Poso dan Kota Palu serta kabupaten anggota LTKL lainnya secara bertahap dengan asistensi Kementerian Investasi dan para mitra.
Adapun portofolio yang sedang dikembangkan, yakni portofolio komoditas ABC3 (Agroforestry, Bamboo, Cacao, Coffee, Coconut). Portofolio ini meliputi pengembangan kopi di cagar biosfer Lore Lindu, kakao berkelanjutan, bambu, hilirisasi minyak atsiri, dan pengembangan industri hijau pengelolaan kelapa. Selain itu, ada portofolio albumin ikan gabus dan toman di dalam ekosistem gambut.
Kedua, portofolio cagar biosfer. Portofolio ini meliputi industri minyak atsiri, durian, ekowisata di Lembah Napu, dan kelor.
Ketiga, portofolio investasi yurisdiksi Siak Kabupaten Hijau melalui penerbitan Siak Investment Pitchbook yang berisi daftar inisiatif yurisdiksi yang dapat diinvestasikan. Portofolio ini meliputi industri hilirisasi nanas, ikan gabus, sagu, dan sebagainya.