Makin Diminati, Ekspor Produk Kosmetik Tembus Rp9,23 Triliun
Kontribusi industri kosmetik, kimia, farmasi 3,83% PDB.
Jakarta, FORTUNE - Industri Kosmetik lokal semakin berkembang dan diminati seiring dengan inovasi produk yang dilakukan brand terhadap para konsumennya. Tak hanya di dalam negeri, ekspor industri kosmetik pun mencatat peningkatan menurut data Kementerian Perindustrian.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengatakan, banyak merek kosmetik lokal yang terus terpacu menghasilkan produk dengan teknologi dan tren kandungan terbaru sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.
"Apalagi, dengan perkembangan zaman, produk kosmetik juga telah digunakan oleh berbagai segmen masyarakat, bahkan sudah tersedia produk kosmetik yang diformulasi secara khusus untuk kebutuhan bayi hingga laki-laki,” katanya di Jakarta, Selasa (28/11).
Menurut Reni, pengembangan industri kosmetik di Indonesia memiliki potensi yang besar. Hal ini selain Indonesia adalah pasar yang besar, juga dikarenakan ketersediaan sumber daya alam yang kaya akan tanaman herbal dan telah digunakan secara turun temurun untuk kesehatan dan produk kosmetik.
Menurut data Kemenperin, nilai ekspor untuk jenis industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional pada Januari-Oktober menembus US$601,15 juta atau sekitar Rp9,23 triliun. Capaian ini meningkat jika dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2022 sebesar US$566,72 juta. “Sedangkan untuk kontribusi industri kosmetik termasuk industri kimia, farmasi dan obat tradisional terhadap PDB pada kuartal III tahun 2023 mencapai 3,83 persen,” ujarnya.
Ditjen IKMA secara rutin melakukan pembinaan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) kosmetik, di antaranya melalui program pendampingan sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), fasilitasi izin edar produk, fasilitasi mesin dan peralatan, promosi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta penerapan industri 4.0.
Selain itu, program penguatan branding produk kosmetik, restrukturasi mesin dan peralatan, hingga pendampingan sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). “Dengan berbagai upaya ini, diharapkan dapat terbentuk ekosistem industri kosmetik mulai dari hulu sampai ke hilir,” imbuhnya.
Ajang Pameran
Sejak 2019, Kemenperin aktif menyelengarakan acara Cosmetic Day sebagai salah satu agenda tahunannya. “Acara ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri kosmetik nasional, khususnya yang memanfaatkan bahan baku lokal,” ujarnya.
Cosmetic Day 2023 juga diharapkan dapat menjadi kesempatan bagi setiap pelaku industri kosmetik di Indonesia untuk memperluas pasarnya dan membangun jejaring baik dengan sesama pelaku industri maupun stakeholder terkait, serta dapat mendorong kecintaan masyarakat kepada produk-produk kosmetik nasional.
Plt. Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Ni Nyoman Ambareny menambahkan, ajang Cosmetic Day 2023 diharapkan dapat menjadi bagian dari perjalanan kosmetik lokal untuk memperkuat posisinya di pasar Indonesia dan bahkan siap diekspor ke pasar internasional. “Kami menggandeng 20 perusahaan IKM kosmetik binaan Kemenperin untuk dapat berpartisipasi memamerkan produknya di Cosmetic Day 2023,” ujarnya.
Cosmetic Day 2023 menghadirkan rangkaian acara mulai dari Temu Bisnis untuk pelaku industri kosmetik, Beauty & Business Talkshow, Beauty Workshop, dan pameran produk kosmetik dari 20 IKM binaan Kementerian Perindustrian.
Head of Creative Program Cosmetic Day 2023 serta Founder & Head of Stylo Indonesia, Idho Nugroho menuturkan senang bisa berkolaborasi dengan Ditjen IKMA Kemenperin karena sejalan dengan visi dan misi serta program UKM Fashionbeautypreneurship yang telah berjalan sejak 2021 yang dirintis oleh Stylo Indonesia. Cosmetic Day juga bersinergi dengan program Srikandi Untuk Negeri yang baru saja diluncurkan Stylo Indonesia pada di Juni 2023 lalu, dengan fokus objek para perempuan Indonesia di balik industri UKM.
“Selaku kolaborator acara Cosmetic Day 2023, kami juga menggandeng berbagai stakeholder lainnya seperti perwakilan Putri Indonesia, mahasiswa dari Program Studi Tata Rias, serta para influencer beautypreneur inspiratif Indonesia yang telah berhasil membangun brand kosmetik lokal,” kata Idho.