Mengenal TumTum, Maskot Resmi Indonesia di World Expo 2025 Osaka
Maskot ini terinspirasi dari motif batik Truntum Surakarta.
Jakarta, FORTUNE - Tumtum terpilih sebagai simbol resmi Indonesia untuk World Expo 2025 Osaka. Ide kreatif dibalik pembuatan maskot Tutum lahir dari seorang seniman dan Desainer grafis asal Bandung bernama Daud Nugraha.
Perjalanan kreatif yang penuh inspirasi ini menunjukkan bagaimana seorang seniman Indonesia mampu memadukan budaya lokal dengan visi masa depan, menghasilkan maskot yang menggambarkan keberanian dan ketangguhan bangsa Indonesia.
Daud yang juga kreator animasi wayang pertama di Indonesia: Desa Timun dan founder Aniwayang Studio, menghabiskan banyak waktu untuk mendalami filosofi dan karakteristik budaya Indonesia yang ingin ia representasikan melalui maskot ini. Inspirasi utamanya berasal dari motif batik Truntum asal Surakarta.
“Motif batik Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, permaisuri dari Pakubuwono III, dan telah berusia lebih dari 275 tahun. Motif ini melambangkan kesetiaan, harmonis dan cinta yang terus bertumbuh. Filosofi ini relevan dengan konteks masa depan berkelanjutan, yang juga sesuai dengan tema besar Indonesia di World Expo 2025 “Thriving in Harmony: Nature, Culture, dan Future”,” ujar Daud dalam keterangannya, dikutip Selasa (24/9).
Bentuk kuntum bunga pada motif Truntum mewakili alam (Nature), memiliki fungsi sebagai bagian dari budaya (Culture) Indonesia. Filosofi yang terkandung tentang harmoni dan cinta yang selalu berkembang juga merepresentasikan tentang masa depan (Future).
Daud juga menggabungkan elemen-elemen motif Nusantara lainnya, seperti Tenun Toraja, Ukiran Asmat, dan Songket Minang, untuk menambah kedalaman desain Tumtum. “Saya ingin Tumtum tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki makna yang mendalam," katanya.
Misalnya, motif Truntum yang menggambarkan banyak kuntum bunga yang bertebaran seperti bintang di langit, saya harap Tumtum bisa menjadi inspirasi bahwa Indonesia siap bersemi dan bersinar untuk memberi cahaya inspirasi bagi dunia.
Bentuk kuntum dari motif Truntum menjadi dasar, sementara warna-warna yang digunakan seperti warna hijau, melambangkan peaceful nature; merah melambangkan passionate culture; dan biru melambangkan optimistic and sustainable future.
Ketiga warna ini memperkuat simbolisme dari maskot Tumtum, sehingga diharapkan dapat mudah dikenali oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di Indonesia maupun internasional.
Tantangan pembuatan
Daud menuturkan, salah satu tantangan utama dalam pembuatan maskot ini ada pada proses menciptakan maskot yang mampu merepresentasikan keberagaman budaya Indonesia.
Sebagai negara dengan ratusan suku dan daerah, maskot ini harus memiliki elemen yang mewakili kekayaan budaya tersebut namun tetap mudah diingat dan dikenali.
Daud memilih berkolaborasi dengan talenta lokal, seperti 3D sculptor Jeremy Yap, yang membantunya mengembangkan model tiga dimensi dari Tumtum hingga menjadi bentuk kostum maskot dan dapat digunakan di berbagai acara.
Dengan Tumtum sebagai maskot resmi Indonesia, Daud Nugraha berharap bahwa karyanya tidak hanya sekadar menjadi representasi visual, tetapi juga membawa pesan positif bagi masyarakat global.
Lahir dari kompetisi desain maskot yang diadakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, Tumtum terpilih karena dianggap mampu memvisualisasikan semangat Indonesia yang berani, kreatif, dan inovatif. Tidak hanya itu, keseluruhan desain dari Tumtum merepresentasikan negara di ajang World Expo 2025 Osaka mendatang.
World Expo 2025 Osaka, dengan tema besar “Designing Future Society for Our Lives”, memberikan ruang bagi negara-negara peserta untuk menampilkan inovasi dan budaya mereka kepada dunia. Di tengah sorotan tersebut, Tumtum hadir membawa pesan yang kuat tentang identitas Indonesia, mulai dari kekayaan tradisi hingga inovasi modern yang diusung dalam setiap detail desainnya.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati mengatakan, Tumtum adalah simbol kuat dari apa yang ingin kita tampilkan kepada dunia.
“Melalui Tumtum, Daud telah berhasil menggambarkan Indonesia sebagai negara yang berakar pada budaya, namun siap melangkah ke masa depan dengan penuh optimisme dan keberanian. Ini sekaligus mempertegas komitmen bangsa terhadap masa depan yang berkelanjutan,” ujarnya.
World Expo 2025 Osaka, yang akan berlangsung dari 13 April hingga 13 Oktober 2025, diharapkan dapat menjadi ajang bagi Indonesia untuk mempromosikan kekayaan budaya dan potensi ekonomi kreatifnya kepada dunia internasional.
Ajang ini juga menjadi platform utama bagi Indonesia dan berbagai negara untuk meneguhkan kembali komitmen pencapaian pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) 2030.
Dalam 2023 Global Sustainable Development Report yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia berhasil naik peringkat dari posisi ke-102 pada 2019, menjadi peringkat ke-75 tingkat dunia. Indeks TPB/SDGs Indonesia meningkat dari 64,2 pada 2019 menjadi 70,2 pada 2023.
Laporan tersebut juga menunjukkan 63 persen indikator mencapai target, sementara 16 persen indikator lainnya mengalami perbaikan signifikan. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki capaian target TPB/SDGs yang paling progresif di antara negara berpenghasilan menengah ke atas.
Hingga Februari 2024, indikator TPB/SDGs Indonesia mencapai 63 persen dari total target yang dapat dievaluasi.Vivi Yulaswati menegaskan urgensi peningkatan capaian target, terutama dengan memastikan pembangunan berkelanjutan untuk tantangan global yakni Triple Planetary Crisis, meliputi iklim, polusi, dan ketahanan alam.
“Sebanyak 50-75 persen penduduk dunia terancam akibat iklim pada 2100. Polusi udara menyebabkan kematian 4,2 juta orang setiap tahunnya dan sebanyak 1 juta tumbuhan dan hewan terancam kepunahan,” kata Vivi.