Kemenperin Senggol Apple Lagi untuk Bangun Pabrik Ponsel di Indonesia
Indonesia mampu bersaing dalam memproduksi ponsel.
Fortune Recap
- Sat Nusapersada di Batam telah sukses memproduksi perangkat keras elektronik dengan standar global.
- Indonesia memiliki potensi besar dalam industri telekomunikasi dan kompetitif dengan negara lain seperti Vietnam, Malaysia, India, dan Cina.
Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, kembali menggugah perhatian raksasa teknologi Apple untuk membangun Pabrik Ponsel di Indonesia. Hal ini disampaikan saat kunjungan kerjanya ke PT Sat Nusapersada di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (17/1).
Dalam kunjungan tersebut, Wamenperin melihat langsung proses produksi dan perakitan ponsel pintar dari sejumlah merek global yang dilakukan di pabrik tersebut.
“Termasuk di antaranya itu adalah Apple. Kami menyampaikan kepada Apple untuk berinvestasi membangun pabrik ponsel di Indonesia,” kata Faisol dalam keterangannya yang dikutip Senin (20/1).
Ajakan ini bukan tanpa alasan, mengingat Sat Nusapersada telah membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dalam menghasilkan perangkat keras elektronik, termasuk ponsel, dengan standar global.
Saat ini, Sat Nusapersada bekerja sama dengan berbagai merek internasional seperti Honor dan Motorola. Seluruh proses produksi, mulai dari perakitan hingga pengemasan, dilakukan di fasilitas pabrik yang berlokasi di Batam.
Menurut Faisol, kemampuan ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Vietnam, Malaysia, India, maupun Cina, yang selama ini menjadi mitra utama Apple.
“Indonesia memiliki potensi besar dengan sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki. Kami ingin Apple dan industri global lainnya melihat bahwa Indonesia kompetitif dalam industri telekomunikasi. Jangan ragu berinvestasi di sini,” ujar Faisol.
Meningkatkan daya saing industri lokal
Selain mengundang Apple, Faisol juga mendorong Sat Nusapersada terus berinovasi dengan mengadopsi teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI). Hal ini diyakini dapat meningkatkan daya saing industri lokal pada pasar global.
"Ini peluang besar bagi SatNusa untuk memperluas lini bisnisnya di sektor-sektor teknologi yang lebih maju," ujarnya.
Langkah Kemenperin ini seolah menegaskan kembali bahwa Indonesia ingin menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global industri elektronik.
Kini, bola ada di tangan Apple dan perusahaan global lainnya untuk mengambil kesempatan emas ini.
Sebelumnya, Apple telah menyampaikan kepada pemerintah ingin membangun pabrik AirTag di Batam.
Nantinya pabrik tersebut bakal beroperasi pada Februari 2026. Pembangunan pabrik AirTag milik Apple ini dilakukan setelah adanya kesepakatan investasi antara pemerintah dan AppleInc. sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun.
Harapannya, pabrik tersebut dapat memproduksi 65 persen dari kebutuhan global AirTag—produk dari Apple untuk melacak keberadaan barang seperti kunci maupun dompet.