BUSINESS

PHRI: Bisnis Hotel Belum Terpengaruh Omicron, Optimistis Okupansi Naik

Pemerintah mengumumkan kasus Omicron pertama di Jakarta.

PHRI: Bisnis Hotel Belum Terpengaruh Omicron, Optimistis Okupansi NaikANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.
16 December 2021

Jakarta, FORTUNE – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan varian baru COVID-19 Omicron saat ini belum berdampak pada industri pariwisata dalam negeri khususnya sektor perhotelan. Organisasi itu bahkan optimistis tingkat okupansi hotel akan naik pada musim liburan akhir tahun ini.

Menurut Sekretaris PHRI, Maulana Yusran, sektor perhotelan tengah menikmati pemulihan setelah terdampak pengetatan pembatasan pada Juli-Agustus 2021. PHRI pun positif bisnis hotel membaik terutama pada saat Natal dan Tahun Baru 2022. Tingkat okupansi hotel diperkirakan minimal mencapai 45 persen, atau naik dari 40 persen pada akhir tahun lalu.

“Kebijakan PPKM level tiga yang sudah dicabut oleh pemerintah itu ada harapan untuk akhir tahun jadi pertumbuhan. Meski tidak cukup besar, namun cukup baik untuk situasi saat ini,” katanya kepada Fortune Indonesia, Kamis (16/12).

Pernyataan Maulana ini disampaikan menanggapi kabar tren pembatalan pemesanan hotel secara global akibat Omicron. Melansir Reuters, pada Rabu (15/12), berdasarkan data dari Trivago, tingkat pembatalan hotel meningkat 35 persen pada November. Perusahaan pencarian hotel daring itu juga menyebut perencanaan perjalanan liburan turun 10 persen.

Menurut Trivago, sejak Omicron ditemukan, aktivitas seputar perencanaan perjalanan liburan telah melambat dengan hanya tumbuh 4 persen. Sebagai perbandingan, pada saat Natal 2019, perjalanan dalam kurun satu hingga dua minggu meningkat 37,4 persen.

Maulana menambahkan tingkat okupansi sedemikian pada akhir tahun juga diharapkan menjadi bekal daya tahan bagi pelaku usaha kelak. Sebab, bisnis hotel, terutama pada kuartal pertama setiap tahun, kerap mengalami siklus low season.

Jangan sampai masuk

PHRI juga berharap bahwa agar Omicron tidak sampai masuk ke Indonesia. Sebab, bila itu yang terjadi, dan kasus COVID-19 naik, sektor pariwisata akan kembali terimbas.

“Karena sektor pariwisata ini bertolak belakang dengan COVID-19. Dengan COVID-19 pergerakan (orang) harus dibatasi, sedangkan pariwisata membutuhkan pergerakan,” ujarnya. Dia pun meminta pemerintah untuk memperketat pembatasan perjalanan orang dari luar negeri.

Setelah Fortune Indonesia menghubungi Maulana, pemerintah mengumumkan kasus COVID-19 Omicron pertama. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pengidap virus corona varian tersebut terkonfirmasi di fasilitas kesehatan Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta.

Budi mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dengan temuan tersebut. Ia juga meminta masyarakat taat pada protokol kesehatan, khususnya memakai masker dan jaga jarak. “Jangan ke luar negeri kalau tidak ada urusan penting,” kata Budi seperti dikutip dari Antara.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.