Unilever Bakal Bagikan Dividen Interim Rp2,51 Triliun, Ini Jadwalnya
UNVR masih beroleh penurunan laba hingga September 2021.
Jakarta, FORTUNE - PT Unilever Indonesia Tbk. bakal membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2021. Emiten konsumen ini membagikan dividen dari perolehan laba bersih pada enam bulan pertama 2021.
Menyitir keterangan Unilever kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/11), perseroan akan membagikan dividen total Rp2,51 triliiun dengan nilai dividen per saham Rp66.
“(Rencana pembagian dividen) ini sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada 19 November 2021,” kata Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, Reski Damayanti.
Dividen berasal dari perolehan laba bersih Unilever pada semester pertama 2021 sebesar Rp3,04 triliun. Berikut jadwal lengkap pembagian dividennya.
- Tanggal cum dividen (tanggal terakhir investor yang ingin membeli saham perseroan dan berhak beroleh dividen) di pasar regular dan pasar negosiasi: 29 November 2021
- Tanggal ex dividen (pemegang saham yang membeli di tanggal tersebut tidak berhak lagi mendapatkan dividen) di pasar regular dan pasar negosiasi: 30 November 2021
- Tanggal cum dividen di pasar tunai: 01 Desember 2021
- Tanggal ex dividen di pasar tunai: 02 Desember 2021
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 1 Desember 2021
- Tanggal pembayaran dividen: 16 Desember 2021
Pergerakan harga saham
Berdasarkan data BEI, pada saat berita ini ditulis harga saham emiten berkode UNVR berada pada posisi Rp4.840 per saham. Secara bulanan, kenaikannya mencapai 5,68 persen.
Namun, jika ditilik dalam jangka panjang, harga saham emiten tersebut terus menurun. Dalam enam bulan terakhir, misalnya, saham UNVR sudah terkoreksi 15,4 persen. Bahkan, secara tahunan (year-on-year/yoy) juga menurun 38,1 persen.
Saham UNVR semakin menjauh dari posisi pada awal tahun ini. Kala itu, saham emiten ini masih Rp7.475 per saham atau turun 35,2 persen.
Kinerja turun
Penurunan harga saham agaknya berkenaan dengan kinerjanya yang juga terkoreksi. Sembilan bulan pertama tahun ini UNVR membukukan penurunan laba 19,5 persen menjadi Rp4,38 triliun.
Penurunan itu sejalan dengan penyusutan 7,5 persen pada penjualan menjadi Rp30,03 triliun, dengan penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan terkoreksi 12,0 persen menjadi Rp20,05 triliun. Namun, perusahaan beroleh kenaikan penjualan makanan dan minuman 3,3 persen menjadi Rp9,98 triliun.
“Meski menghadapi tantangan periode PPKM pada kuartal III–2021 yang tidak dihadapi pada kuartal sebelumnya, perseroan tetap mampu menjaga kestabilan nilai penjualan dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,4 triliun,” kata Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti, Kamis (21/10).
Menurut Ira, pasar barang konsumen yang bergerak cepat (fast moving consumer goods/FMCG) kembali menghadapi tantangan pada kuartal ketiga 2021 akibat gelombang kedua pandemi yang diikuti penerapan PPKM di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu, tren kenaikan harga komoditas—yang mempengaruhi biaya produk—juga masih berlanjut.
Berbagai perkara itu berdampak pada pola konsumsi dan ikut mengganggu pertumbuhan perseroan. “Kenaikan biaya produk dikarenakan kenaikan harga komoditas tidak dapat dibarengi langsung dengan kenaikan harga produk Unilever secara optimal karena mempertimbangkan kondisi masyarakat yang masih memiliki keterbatasan dalam daya beli selama situasi pandemi,” ujarnya.