Sambut 80 Tahun RI, Mattel Rilis Barbie Bergaun Batik Sawunggaling

Jakarta, FORTUNE - Di tengah semarak menyambut hari kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, PT Mattel Indonesia merilis boneka Barbie edisi spesial One of a Kind. Boneka ini bukan sekadar mainan koleksi—ia adalah potret dari kemegahan budaya Indonesia. Boneka ini juga dirilis bertepatan dengan ulang tahun ke-80 Mattel Inc.
“Tahun 2025 ini juga menjadi momen penting untuk mengenang kisah sebuah bisnis yang dimulai dari garasi kecil California sampai menjadi pemimpin global dalam industri mainan," kata Roy Tandean, Vice President and General Manager PT Mattel Indonesia, dalam peluncuran boneka Barbie One of a Kind di Museum Nasional, Kamis (14/8).
Barbie rilisan spesial ini tampak anggun dengan gaun merah menyala, dihiasi motif batik klasik Sawunggaling. Motif ini bukan sembarang corak: ia bercerita tentang ayam jantan gagah, simbol keberanian, keelokan, dan daya juang budaya Nusantara. Ada juga sentuhan motif parang, yang mewakili kekuatan, tekad, dan ketekunan, serta ornamen bunga yang memberi sentuhan manis khas pesona perempuan Indonesia.
“Boneka Barbie One of a Kind hadir dengan balutan gaun berwarna merah, dengan desain terinspirasi dari motif Sawunggaling—motif yang dipesan langsung oleh Presiden Soekarno dan diciptakan maestro batik Go Tik Swan,” kata Roy.
Roy menambahkan bahwa warna merah yang dipilih tak hanya cantik, tetapi juga sarat makna. “Lalu warna merah menggambarkan semangat bendera Indonesia sekaligus identitas kita,” ujarnya.
Desain gaun istimewa ini lahir dari kerja sama tim Mattel di California dan Indonesia, lalu diproduksi langsung di pabrik PT Mattel Indonesia. Menurut Roy, peluncuran Barbie ini juga menandai eratnya hubungan Mattel dengan Indonesia yang sudah terjalin sejak 1992.
Mendorong investasi

Mattel Inc., perusahaan mainan asal Amerika Serikat, berdiri pada 1945 atas gagasan Ruth dan Elliot Handler bersama Harold “Matt” Matson. Selama 80 tahun, perusahaan ini telah mewarnai masa kecil anak-anak di berbagai penjuru dunia melalui produk ikonis seperti Barbie dan Ken, Hot Wheels, UNO, dan banyak lagi.
Di Indonesia, anak perusahaannya—PT Mattel Indonesia—mulai beroperasi pada 1992 dengan dua fasilitas produksi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi. Setiap minggunya, pabrik tersebut memproduksi lebih dari dua juta boneka, empat juta mobil die-cast, sekaligus mengandalkan jaringan pemasok lokal. Boneka yang diproduksi Mattel di Indonesia juga telah memiliki 70 persen kandungan konten lokal.
“Indonesia kini menjadi eksportir mainan terbesar kedua di Asia, sebuah posisi yang terbentuk berkat kekuatan operasional PT Mattel Indonesia, dukungan industri, dan kerja sama dengan pemerintah,” ujar Roy.
Dalam kesempatan itu Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Tirta Nugraha Mursitama, mengatakan industri mainan di Indonesia sedang dalam tren positif dan lonjakan investasi signifikan. Realisasi pada industri mainan anak-anak (KLBI 32042) melonjak lebih dari 74 persen dari Rp1.382,90 miliar pada tahun 2023 menjai Rp2.411,40 miliar pada tahun 2024, dan tren positif berlanjut hingga semester pertama 2025. “Mattel Indonesia menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ini dengan 40 persennya itu dari Mattel,” ungkapnya.
Dari sisi perdagangan, Rudy menegaskan bahwa Indonesia kini berada di peringkat ke-15 dunia sebagai negara pengekspor mainan. “Neraca perdagangan industri mainan kita juga terus mencatatkan surplus sejak tahun 2019,” ujarnya. Pada 2024, surplus itu tumbuh 12,47 persen dibanding 2023, dengan Amerika Serikat menjadi pasar terbesar (60 persen dari total ekspor), disusul Inggris, Singapura, Cina, dan Meksiko.
Rudy juga mengungkap bahwa sektor ini menyerap sekitar 37.000 tenaga kerja di 204 unit usaha—mulai dari industri besar hingga sentra IKM. Produk ekspor utama masih didominasi boneka, diikuti mainan binatang, model rakitan, hingga mainan edukasi.