Penjualan Listrik Capai 155,62 TWh, PLN Raup Laba Rp6,64 triliun

- PLN menjual listrik sebanyak 155,62 TWh selama semester pertama 2025, tumbuh 4,36% YoY.
- Sektor rumah tangga menjadi kontributor utama penjualan listrik dengan 43,14%, sementara industri tumbuh 2,66% YoY.
- Direktur Utama PLN menyatakan laba periode berjalan mencapai Rp6,64 triliun, naik 32,8% dari tahun sebelumnya.
Jakarta, FORTUNE - PT PLN (Persero) mencatat penjualan listrik sebanyak 155,62 Terawatt hour (TWh) sepanjang semester I 2025. Capaian itu tumbuh 4,36 persen secara tahunan (year on year/YoY) bila dibanding periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 149,11 TWh.
Sektor rumah tangga menjadi kontributor utama penjualan listrik PLN atau setara 43,14 persen dari total penjualan listrik nasional. Adapun, realisasi konsumsi sektor rumah tangga mencapai 67,14 TWh, tumbuh 5,13 persen YoY atau meningkat 3,27 TWh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, konsumsi listrik di sektor industri tumbuh sebesar 2,66 persen secara tahunan, dengan volume mencapai 1.165 Gigawatt hour (GWh). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan listrik dari pelanggan industri menengah, khususnya di sektor makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, serta industri karet dan plastik.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan dengan perolehan konsumsi listrik tersebut PLN dapat meraup laba periode berjalan sepanjang semester I 2025 mencapai Rp6,64 triliun, atau meningkat 32,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5 triliun.
"Sinergi lintas lembaga menjadi kunci bagi PLN dalam menjaga kinerja tetap solid di tengah tekanan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global," ucap Darmawan dalam keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (6/8).
Menurut Darmawan, peningatan laba ini terjadi seiring dengan naiknya pendapatan yang dibukukan perseroan. Darma menyebut PLN mencetak pendapatan sejumlah Rp281,89 trilin, naik 7,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp262,06 triliun.
Di sisi lain, transformasi yang berjalan sejak 2020 telah memperkuat daya saing perusahaan. Menurutnya langkah ini menciptakan efisiensi sistemik, serta mengubah pola kerja PLN dari pendekatan birokratis menjadi lebih berorientasi pasar dan pelanggan.
"Transformasi holistik yang kami jalankan sejak 2020 menjadi fondasi penting dalam menciptakan efisiensi dan ketahanan bisnis. Pendekatan yang lebih business-like ini memungkinkan PLN beradaptasi terhadap dinamika eksternal, sekaligus memastikan pasokan energi yang andal, kompetitif, dan mendukung keberlanjutan ekonomi nasional,” ujar Darmawan.